Pengatur Posisi Berdasarkan Putaran Motor DC
Adrip
Nugro Sagita1 ; Gusti Bagas Adam Saputro2 ;
Taufiq
Miftakhul Huda3 ; Samuel Beta4
Email
: adripnugro99@gmail.com1;gustishadow@gmail.com2 ; taufiqmiftakhulhuda@gmail.com3
;sambetak2@gmail.com4.
Program
Studi D3 Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Politeknik
Negeri Semarang
Jln.Prof.H.Sudarto,
S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275.
Abstrak – Dalam artikel ini dibahas rangkaian dan cara kerja dari Motor DC.
Motor DC dikontrol putarannya menggunakan Remote Universal. Dipakai Remote Universal yang
biasa dipakai untuk TV. Tombol atas pada Remote Universal digunakan untuk membatalkan
tombol pada Remote yang telah ditekan. Pada
Remote Universal terdapat beberapa
tombol, seperti tombol berupa angka. Saat tombol angka ditekan sesuai yang diinginkan
kemudian menekan tombol kanan maka Motor DC akan berputar ke kanan sesuai
dengan jumlah angka yang ditekan. Untuk mengganti arah, tombol kanan bisa
diganti dengan menekan tombol kiri. Apabila saat Motor DC berputar dan as yang digerakkan menyentuh Limit
Switch maka Motor DC akan berhenti secara otomatis walaupun jumlah putaran
masih tersisa banyak. Apabila tombol atas pada Prog ditekan terus maka Motor DC
akan berputar ke kanan terus dan apabila tombol bawah pada Prog ditekan terus
maka Motor DC akan berputar ke kiri terus. Saat tombol pada remote universal ditekan, maka akan
mengeluarkan infra red, kemudian infra red tersebut akan diterima oleh IR Receiver sehingga dapat mengaktifkan
Motor DC.
Kata Kunci :
Remote Universal, Motor DC, Limit Switch, Penerima Infra Merah.
Abstract - In this article discussed the series and
the workings of the DC motor. DC motors are controlled rotation using Universal Remote.
Universal Remote is used commonly used for TV. Button on the Universal Remote is used to
cancel button on the remote that has been pressed. At Universal Remote there are several
keys, such as numeric keys. When a button is pressed the desired number then press the
right button then the DC motor will rotate to the right in accordance with the number of
digits dialed. To change direction, the right button can be changed by pressing the left
button. If the current DC motor driven rotating and touching as Limit Switch the DC motor
will stop automatically even if the number of rounds remaining lots. When the top of the
Prog button pressed and then the DC motor will rotate to the right continues and if the
bottom of the Prog button pressed and then the DC motor will rotate to the left and
hold. When a button on the universal remote is pressed, it will emit infra red, infra red then be received by the IR receiver that can activate DC motors.
Keywords:
Universal Remote, DC motors, Limit Switch, Infra Red Receiver.
A.
Latar Belakang
Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah sangat pesat ini, sudah
banyak alat yang digunakan secara otomatis untuk membantu pekerjaan manusia
agar lebih efisien. Penemuan-penemuan teknologi sebagai penyempurna maupun yang
baru telah dilakukan di berbagai bidang, dan chip (mikrokontroler) yang
berfungsi sebagai sistem kontrol juga mulai berkembang dalam penggunaannya
sebagai pengontrol. Dan salah satu yang dapat dikontrol adalah putaran motor DC
yang dapat dikendalikan melalui suatu chip yang dapat mengirim dan menerima
data secara komputerisasi. Dengan adanya pemikiran tersebut, muncul ide untuk
membuat suatu peralatan elektronik yang dapat bekerja untuk mengatur kecepatan
motor DC yakni “Pengatur Putaran Motor DC Menggunakan Remote Control”
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
permasalahan diatas maka rumusan masalah yang akan diangkat pada laporan ini
adalah :
1. Bagaimana cara merancang sebuah alat yang bisa mengontrol
putaran motor DC yang dikendalikan secara otomatis menggunakan Remote Universal
?
2. Bagaimana cara mengetahui motor DC yang sedang berputar dapat
berhenti secara otomatis ?
3. Bagaimana cara mengetahui posisi as sesuai dengan putaran motor DC ?
3. Bagaimana cara mengetahui posisi as sesuai dengan putaran motor DC ?
C.
Tujuan
Tujuan pembuatan proyek
ARM ini adalah :
1.
Memudahkan dalam mengatur putaran motor.
2.
Mengetahui berhentinya putaran motor DC secara otomatis.
3. Mengetahui posisi as sesuai dengan putaran motor DC.
3. Mengetahui posisi as sesuai dengan putaran motor DC.
D.
Batasan Masalah
Dalam pembuatan alat ini penulis akan
membuat batasan permasalahan agar tidak menyimpang dari spesifikasi dan
kemampuan alat yang akan buat. Pembatasan masalah tersebut adalah :
1. Remote Universal dapat
mengeluarkan sinyal yang diterima oleh Infra Merah yang kemudian dapat
menggerakkan Motor DC dengan menekan tombol 3 digit dahulu.
2. Motor DC dapat berhenti
secara otomatis apabila jumlah putarannya telah memenuhi sesuai 3 digit angka
yang ditekan atau telah menyentuh Limit Switch.
3. Motor DC dapat berputar sesuai dengan posisi as yang diinginkan.
3. Motor DC dapat berputar sesuai dengan posisi as yang diinginkan.
E.
Landasan Teori
1.
Nuvuton 120
Gambar 1 : Nuvoton Nuc 120
DT-ARM NUC120 Board merupakan modul pengembangan mikrokontroler
NUC120RD2BN yang berbasis CPU ARM Cortex-M0 dari Nuvoton. Modul ini dapat
bekerja dengan kecepatan CPU sampai dengan 48 MHz. Modul ini juga telah
dilengkapi dengan bootloader internal,
sehingga tidak diperlukan lagi device
programmer eksternal. Pemrograman melalui bootloader bisa dilakukan dengan menggunakan koneksi USB.
Spesifikasi
:
· Berbasis mikrokontroler NUC120RD2BN (64 KB APROM, 8 KB
SRAM, 4 KB Data Flash, CPU ARM Cortex-M0).
· Terintegrasi dengan cystal eksternal 12 MHz.
· Terintegrasi dengan osilator 32.768 kHz sebagai sumber
clock RTC.
· Memiliki 1x port USB.
· Memiliki 1 port RS-485.
· Memiliki 3 kanal UART dengan level tegangan TTL 3.3VDC
/ 5VDC.
· Tersedia port USB yang berfungsi untuk antarmuka
serial sekaligus menuliskan program mikrokontroler, sehingga tidak membutuhkan programmer eksternal.
· Memiliki port Serial Wire Debug untuk proses debuging
dan programming.
· Memiliki 45 jalur GPIO.
· Terintegrasi dengan sensor suhu internal.
· Memiliki port input 8 kanal ADC 10-bit.
· Bekerja pada level tengan 3,3VDC / 5VDC dengan arus
maksimum 800mA.
·
Input catu daya
untuk board : 6,5VDC - 12VDC / 3,3VDC - 5VDC.
2.
Motor DC
Motor listrik
merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar impeller pompa,
fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll.
Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin)
dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri
sebab diperkirakan bahwa motormotor menggunakan sekitar 70% beban listrik total
di industri. Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan
medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut
stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian
yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan
magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap
setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari
arus searah adalah membalik phasa\tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai
positif dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah
dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling
sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara
kutub-kutub magnet permanen.
Gambar 2. Motor DC
Sederhana
Catu tegangan DC dari baterai menuju
ke lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator, dua segmen yang terhubung
dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar di atas disebut
angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk komponen yang berputar di
antara medan magnet.
Gambar 3. Bagian
Motor DC
Gambar 4. Motor DC
3.
Remote Universal
Saat ini, peralatan pesawat TV biasa
diletakkan berdekatan dengan radio tape, DVD playar atau VCD player. Keempat
alat ini bisa diintegrasikan menjadi sebuah sistem “home
theater” sederhana. Jika kempatnya anda miliki berarti anda akan menggunakan 4
buah remote control sekaligus. Karena tangan anda hanya dua, hal ini terkadang
menjadi hal yang merepotkan. Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan
penggunaan sebuah Universal Remote Control. Universal Remote Control adalah
jenis remote control yang dapat digunakan untuk
beberapa peralatan elektronik rumah. Biasanya universal remote control yang ada
di pasaran dibatasi untuk beberapa jenis peralatan elektronik saja. Jenis-jenis
alat elektronika yang umum dapat digunakan adalah pesawat TV, VCR (Video
Cassette Recorder), DVD player, CD player dan radio.
Universal remote control tidak dapat langsung digunakan kepada setiap peralatan elektronika yang baru. Sebuah universal remote control menyimpan data kode sinyal infra merah untuk beberapa jenis peralatan elektronika untuk berbagai macam merk. Ada empat cara mengatur universal remote control agar dapat digunakan untuk peralatan elektronika yang baru. Pertama jika sudah ada aktifkan jenis peralatan yang akan di gunakan dari pilihan daftar kode yang telah ada. Kedua, dan seterusnya jika pada daftar kode sinyal belum tersedia, program ulang data kode sinyal, ketiga data kode sinyal dalam universal remote control di-upgrade dengan cara memasang versi data sinyal yang lebih baru melalui komputer. Terakhir universal remote control melakukan proses pembelajaran, yaitu dengan membaca pola sinyal yang dikirimkan dari tombol yang ditekan dari remote control yang asli.
Universal remote control tidak dapat langsung digunakan kepada setiap peralatan elektronika yang baru. Sebuah universal remote control menyimpan data kode sinyal infra merah untuk beberapa jenis peralatan elektronika untuk berbagai macam merk. Ada empat cara mengatur universal remote control agar dapat digunakan untuk peralatan elektronika yang baru. Pertama jika sudah ada aktifkan jenis peralatan yang akan di gunakan dari pilihan daftar kode yang telah ada. Kedua, dan seterusnya jika pada daftar kode sinyal belum tersedia, program ulang data kode sinyal, ketiga data kode sinyal dalam universal remote control di-upgrade dengan cara memasang versi data sinyal yang lebih baru melalui komputer. Terakhir universal remote control melakukan proses pembelajaran, yaitu dengan membaca pola sinyal yang dikirimkan dari tombol yang ditekan dari remote control yang asli.
Gambar 5. Remote Universal |
Sebuah sistem remote control terdiri
dari beberapa bagian :
1)
Transmitter (pengirim sinyal)
Alat ini berfungsi untuk mengirimkan instruksi ke peralatan elektronika. Alat ini adalah sebuah LED(light emitting Diode) sinar infra merah yang berada di pesawat remote control.
Alat ini berfungsi untuk mengirimkan instruksi ke peralatan elektronika. Alat ini adalah sebuah LED(light emitting Diode) sinar infra merah yang berada di pesawat remote control.
2)
Panel Remote control.
Panel ini berisi sejumlah tombol di pesawat remote control. Setiap tombol memiliki fungsi yang berbeda-beda.Bentuk panel ini tergantung dari jenis alat yang dikendalikannya.
Panel ini berisi sejumlah tombol di pesawat remote control. Setiap tombol memiliki fungsi yang berbeda-beda.Bentuk panel ini tergantung dari jenis alat yang dikendalikannya.
3)
Papan rangkaian elektronik
Di dalam setiap pesawat remote control terdapat sebuah papan rangkaian
elektronik, dalam bentuk sirkuit terintegrasi(integrated circuit). Fungsi
komponen ini adalah membaca tombol yang ditekan pengguna kemudian membangkitkan
transmitter untuk mengirimkan sinyal dengan pola sesuai tombol yang ditekan
4)
Receiver
Alat ini berada di dalam alat elektronika yang akan menerima instruksi. Untuk jenis sinar infra merah alat yang digunakan adalah fototransistor infra merah. Alat ini berperan dalam mendeteksi pola sinyal infra merah yang dikirimkan remote control.
Gelombang infra red adalah salah satu nama untuk lebar frekuensi pada spektrum gelombang elektromagnetik. Pada spektrum gelombang electromagnet, panjang gelombang infra red lebih panjang dari cahaya tampak dan lebih pendek dari gelombang radio. Panjang gelombang infra red berada antara 750 nm(nano meter) hingga 1 mm(mili meter). Prinsip cara kerja remote control sendiri sebetulnya cukup sederhana, sinyal sinar infra merah dipancarkan dari pemancar remote control membentuk pola sinyal tertentu. Selanjutnya pola sinyal tersebut akan diterima oleh peralatan elektronik, lalu pola sinyal tersebut akan diterjemahkan menjadi instruksi tertentu.
Alat ini berada di dalam alat elektronika yang akan menerima instruksi. Untuk jenis sinar infra merah alat yang digunakan adalah fototransistor infra merah. Alat ini berperan dalam mendeteksi pola sinyal infra merah yang dikirimkan remote control.
Gelombang infra red adalah salah satu nama untuk lebar frekuensi pada spektrum gelombang elektromagnetik. Pada spektrum gelombang electromagnet, panjang gelombang infra red lebih panjang dari cahaya tampak dan lebih pendek dari gelombang radio. Panjang gelombang infra red berada antara 750 nm(nano meter) hingga 1 mm(mili meter). Prinsip cara kerja remote control sendiri sebetulnya cukup sederhana, sinyal sinar infra merah dipancarkan dari pemancar remote control membentuk pola sinyal tertentu. Selanjutnya pola sinyal tersebut akan diterima oleh peralatan elektronik, lalu pola sinyal tersebut akan diterjemahkan menjadi instruksi tertentu.
4.
IR Receiver
Komponen
yang dapat menerima infra merah ini merupakan komponen yang peka cahaya yang
dapat berupa dioda (photodioda) atau transistor (phototransistor). Komponen ini
akan merubah energi cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra merah, menjadi
pulsa-pulsa sinyal listrik. Komponen ini harus mampu mengumpulkan sinyal
infra merah sebanyak mungkin
sehingga pulsa-pulsa sinyal listrik yang dihasilkan kualitasnya cukup baik. Semakin
besar intensitas infra merah yang diterima maka sinyal pulsa listrik yang
dihasilkan akan baik jika sinyal
infra merah yang diterima
intensitasnya lemah maka infra merah tersebut harus mempunyai pengumpul cahaya
(light collector) yang cukup baik dan sinyal pulsa yang
dihasilkan oleh sensor
infra merah ini harus dikuatkan.
Pada prakteknya sinyal infra merah yang diterima intensitasnya sangat kecil
sehingga perlu dikuatkan. Selain itu agar tidak terganggu oleh sinyal cahaya
lain maka sinyal listrik yang dihasilkan oleh sensor
infra merah harus difilter pada
frekeunsi sinyal carrier yaitu pada 30KHz sampai 40KHz. Selanjutnya baik
photodioda maupun phototransistor disebut sebagai photodetector.
Gambar 6. Panjang Gelombang IR Receiver |
Dalam
penerimaan infra merah, sinyal ini merupakan sinyal infra merah yang
termodulasi. Pemodulasian sinyal data dengan sinyal carrier dengan frekuensi
tertentu akan dapat memperjauh trasnmisi data sinyal infra.
Respon Penerimaan Sensor Infra Merah
Komponen
photodetector mempunyai karakteristik seperti komponen yang dinamakan ‘solar
cell’, yang merubah energi cahaya menjadi energi listrik. Jika photo detector
ini mendapat cahaya maka akan menghasilkan tegangan sekitar 0.5 volt dan arus
yang dihasilkan tergantung dari intensitas cahaya yang masuk pada photo
detector tersebut. Teknik ini biasa disebut sebagai ‘unbiased current sourcing’ atau ‘photovolataic mode’. Teknik ini jarang digunakan
karena tidak efisien dan mempunyai respon yang lambat tehadap pulsa-pulsa cepat
sinyal cahaya.
Konfigurasi
photo detector yang umum dipakai adalah teknik yang dikenal sebagai ‘reserved biased’ atau ‘photoconductive mode’.
Pada mode reverse bias/bias terbalik, photo detector dibias dengan tegangan
external mulai dari beberapa volt sampai sekitar 50 volt (tergantung
karakteristik photo detector). Jika karakteristik photodetector tidak diketahui
maka bias tegangan dapat diberi 12V agar tidak merusak photodetector tersebut.
Ketika
photo detector ini mendapat cahaya, dalam hal ini cahaya infra merah maka
terdapat arus bocor yang relatif kecil. Besar-kecilnya arus bocor ini
tergantung dari intensitas cahaya infra merah yang mengenai photodetector
tersebut.
Sebuah
photodioda, biasanya mempunyai karakteristik yang lebih baik daripada
phototransistor dalam responya terhadap cahaya infra merah. Biasanya photo
dioda mempunyai respon 100 kali lebih cepat daripada phototransistor. Oleh
sebab itulah para designer cenderung menggunakan photodioda daripada
menggunakan phototransistor. Tetapi sebuah phototransistor tetap mempunyai
keunggulan yaitu mempunyai kemampuan untuk menguatkan arus bocor menjadi
ratusan kali jika dibandingkan dengan photodioda.
Sebuah
photodioda biasanya dikemas dengan plastik transparan yang juga berfungsi
sebagai lensa fresnel. Lensa ini merupakan lensa cembung yang mempunyai sifat
mengumpulkan cahaya. Lensa tersebut juga merupakan filter cahaya, lebih dikenal
sebagai ‘optical filter’, yang hanya melewatkan cahaya infra
merah saja. Walaupun demikian cahaya yang nampakpun masih bisa mengganggu
kerjsa dari dioda infra merah karena tidak semua cahaya nampak bisa difilter
dengan baik. Oleh karena itu sebuah penerima
infra merah harus mempunyai filter
kedua yaitu rangkaian filter yang berfungsi untuk memfilter sinyal 30KHz sampai
40KHz saja.
Faktor
lain yang juga berpengaruh pada kemampuan penerima
infra merah adalah ‘active area’ dan ‘respond time’.
Semakin besar area penerimaan suatu dioda infra merah maka semakin besar pula
intensitas cahaya yang dikumpulkannya sehingga arus bocor yang diharapkan pada
teknik ‘reserved bias’ semakin besar. Selain itu semakin besar
area penerimaan maka sudut penerimaannya juga semakin besar. Kelemahan area
penerimaan yang semakin besar ini adalah noise yang dihasilkan juga semakin
besar pula. Begitu juga dengan respon terhadap frekuensi, semakin besar area
penerimaannya maka respon frekuansinya turun dan sebaliknya jika area
penerimaannya kecil maka respon terhadap sinyal frekuensi tinggi cukup baik.
Respond time dari suatu dioda infra merah (penerima) mempunyai waktu
respon yang biasanya dalam satuan nano detik. Respond time ini mendefinisikan lama agar dioda
penerima infra merah merespon cahaya infra merah yang datang pada area
penerima. Sebuah dioda penerima infra merah yang baik paling itdak mempunyai
respond time sebesar 500 nano detik atau kurang. Jika respond time terlalu
besar maka dioda infra merah ini tidak dapat merespon sinyal cahaya yang
dimodulasi dengan sinyal carrier frekuensi tinggi dengan baik. Hal ini akan
mengakibatkan adanya data loss.
Gambar 7. IR Receiver |
5.
Optocoupler
Pada prinsipnya, Optocoupler dengan kombinasi
LED-Phototransistor adalah Optocoupler yang terdiri dari sebuah komponen LED
(Light Emitting Diode) yang memancarkan cahaya infra merah (IR LED) dan sebuah
komponen semikonduktor yang peka terhadap cahaya (Phototransistor) sebagai
bagian yang digunakan untuk mendeteksi cahaya infra merah yang dipancarkan oleh
IR LED. Untuk lebih jelas mengenai Prinsip kerja Optocoupler, silakan lihat
rangkaian internal komponen Optocoupler dibawah ini :
Gambar 8. Optocoupler |
Dari
gambar diatas dapat dijelaskan bahwa Arus listrik yang mengalir melalui IR LED
akan menyebabkan IR LED memancarkan sinyal cahaya Infra merahnya. Intensitas
Cahaya tergantung pada jumlah arus listrik yang mengalir pada IR LED tersebut.
Kelebihan Cahaya Infra Merah adalah pada ketahanannya yang lebih baik jika
dibandingkan dengan Cahaya yang tampak. Cahaya Infra Merah tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang.
Cahaya
Infra Merah yang dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh Phototransistor dan
menyebabkan terjadinya hubungan atau Switch ON pada Phototransistor. Prinsip
kerja Phototransistor hampir sama dengan Transistor Bipolar biasa, yang
membedakan adalah Terminal Basis (Base) Phototransistor merupakan penerima yang
peka terhadap cahaya.
F.
Metode Penelitian
a.
Persiapan
i.
Melakukan penelitian dan studi kasus mengenai masalah
terkait.
b.
Perencanaan Konseptual
i. Merancang konsep yang akan dikembangkan dan mulai menyusun
diagram blok dari gambaran cara kerja alat yang akan dibuat.
c. Perancangan Sistem
i. Metode ini terdiri dari perancangan hardware dan software.
Perancangan hardware dimulai dari
menentukan komponen yang diperlukan melalui hitungan, kemudian pembuatan
skematik rangkaian melalui software
eagle. Perancangan software dilakukan dengan merancang flow cart.
d. Pembuatan Alat
i. Dimulai
dengan pemasangan motor DC, IR Recevier,
Limit Switch, dan pemrograman mikrokontroller.
e. Pengujian Alat
i. Memastikan
bahwa alat bekerja dengan respon sesuai yang diinginkan, dan untuk mengetahui
apakah masih ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam sistem.
f.
Analisa Hasil Pengujian
i.
Hasil dari
pengujian alat dianalisa dan dibandingkan dengan rencana dan tujuan awal penelitian. Apabila terjadi error
maka dicari penyebab serta menjari solusi yang paling efektif agar alat dapat
bekerja dengan lebih baik lagi.
g.
Penyajian Alat
i.
Penyajian
alat pada para penguji dan pembuatan laporan hasilnya.
G.
Hasil Rancangan
1.
Gambar Rangkaian
Gambar 9. Rangkaian
2.
Gambar Pengawatan
2.1 Pengawatan Dalam
Gambar 10a. Pengawatan Dalam
|
Gambar 10b. Pengawatan Dalam |
2.2 Pengawatan Luar
Gambar 11. Pengawatan Luar
|
3.
Cara Kerja Alat Secara Keseluruhan
Pada saat alat diaktifkan maka penerima sinyal merah akan
menyala dan LED akan nyala mati atau Flip-flop.
Saat tombol angka pada Remote Universal ditekan sesuai yang diinginkan lalu
menekan tombol kanan maka Motor DC akan berputar ke kanan sesuai jumlah angka
yang ditekan. Apabila ingin merubah arah putaran maka setelah menekan tombol
angka sesuai yang diinginkan langsung menekan tombol kiri. Saat menekan tombol
angka yang diinginkan lalu ingin membatalkan maka bisa menekan tombol atas pada
Remote Universal. Saat tombol atas pada Prog ditekan terus maka Motor DC akan
berputar ke kanan terus dan saat tombol bawah pada Prog ditekan terus maka
Motor DC akan berputar ke kiri terus. Apabila saat motor DC berputar ke kanan
atau ke kiri dan as pada ulir
menyentuh Limit Switch kanan atau kiri maka Motor DC akan berhenti secara
otomatis walaupun jumlah putaran masih ada.
4.
Diagram Blok
Gambar 12. Diagram Blok
|
5.
Diagram Alir
Gambar 13. Diagram Alir
|
6.
Hasil Pengujian
Setelah dilakukan pengujian,
alat pengatur putaran motor DC menggunakan Remote Universal dapat bekerja
dengan baik. Penerima infra merah dapat menerima sinyal dari Remote Universal
yang kemudian di proses sehingga Motor DC dapat berputar. Kemudian limit switch
dapat dengan baik karena Motor DC dapat berhenti secara otomatis saat as menyentuh limit switch.
Gambar 14. Tampak Depan
|
Gambar 15. Tampak Belakang
|
H.
Kesimpulan
Setelah dilakukan perancangan, pembuatan,
pembuatan serta analisa dapat diambil kesimpulan bahwa alat ini sudah cukup
baik Penerima infra merah dapat menerima sinyal dari Remote Universal yang
kemudian di proses sehingga Motor DC dapat berputar. Kemudian limit switch
dapat dengan baik karena Motor DC dapat berhenti secara otomatis saat as menyentuh limit switch.
I.
Saran
Untuk pengembangan alat ini,
sebaiknya diberi tombol perintah untuk menggerakkan Motor DC secara kontinyu ke
arah kanan maupun ke kiri. Kemudian diberi jarak agar diketahui setiap jarak
dapat ditempuh berapa putaran.
Daftar Pustaka
Laporan : Download Disini
Jurnal : Download Disini
Ppt : Download Disini
Program :Download Disini
ADRIP NUGRO SAGITA
Penulis
dilahirkan di Semarang, tanggal 03 Desember 1995. Penulis telah
menempuh pendidikan formal di TK PGRI 72 , SDN Tlogosari Kulon 03, SMPN 9 Semarang dan SMAN 2 Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2014 penulis
mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa
baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program
Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan
NIM. 3.32.14.2.01. Apabila ada
kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via email: adrip99@gmail.com
GUSTI BAGAS ADAM SAPUTRO
Penulis dilahirkan di Semarang tanggal 21 September 1996.
Penulis telah menempuh pendidikan formal SDN Ngaliyan 03 Semarang, SMPN 18
Semarang, dan SMA 06 Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan
pendidikan SMA. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru
diploma (D3). Kemudian diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik
Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan
Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.07. hobi penulis adalah
mendengarkan lagu dan bermain sepakbola. Penulis beralamat di Perum Pndana
Merdeka No.P-7 Ngaliyan, Semarang. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan
mengenai penelitian ini, bisa menghubungi via email: gustishadow@gmail.com.
TAUFIQ MIFTAKHUL HUDA
Nama pengajar Samuel BETA. Beliau mengajar di
program studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri
Semarang. Email : sambetak2@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Kritik dan Saran Anda. Karena Kritik dan Saran Anda Akan Sangat Membantu Kami dalam Memperbaiki Diri