Fatma
Wulandari1 ; Feryan Romadhon2 ;
Pengampu
Dr.Samuel BETA, Ing.
Tech. M.T3
Program
Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Politeknik
Negeri Semarang
Jln.
Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275.
Abstrak – Pengaturan adalah suatu kegiatan yang
sering dilakukan untuk mengendalikan nilai suatu variable. Pengaturan ini dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara dari lup terbuka maupun lup tertutup. Pada
laporan ini, kami akan membuat kontrol kecepatan motor DC dengan menggunakan
PWM (Pulse Width Modulation). Dengan mengatur besar kecilnya PWM (Pulse Width Modulation), kita dapat mengatur kecepatan motor DC. Mengatur
besar kecilnya PWM (Pulse Width Modulation), bisa
menggunakan switch ataupun keypad, nantinya besarnya PWM (Pulse Width Modulation) akan ditampilkan pada LCD.
Abstract –
Controller is an activety that is often done to control the value of a
variable. Arrangements can be made invarious ways from open to closed loop.In
this report present, we while making control speed of Motor DC by using PWM (Pulse Width Modulation.
By arranging the large of PWM (Pulse Width Modulation, we can control speed of Motor DC.
Set the value PWM (Pulse Width Modulation), can be used switch or keypad, the
value PWM (Pulse
Width Modulation) will be displayed in LCD.
A. Latar Belakang
Dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sudah sangat pesat ini, sudah banyak alat yang
digunakan secara otomatis untuk membantu pekerjaan manusia agar lebih efisien.
Penemuan-penemuan teknologi sebagai penyempurna maupun yang baru telah
dilakukan di berbagai bidang, dan chip (mikrokontroler) yang berfungsi sebagai sistem
kontrol juga mulai berkembang dalam penggunaannya sebagai pengontrol. Dan salah
satu yang dapat dikontrol adalah kecepatan motor DC, dapat dikenalikan melalui
suatu chip yang dapat mengirim dan menerima data secara komputerisasi. Dengan
adanya pemikiran tersebut, muncul ide untuk membuat suatu peralatan elektronik
yang dapat bekerja untuk mengatur kecepatan motor DC yakni “Pengatur Kecepatan
Motor DC Menggunakan PWM”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah yang akan diangkat
pada laporan ini adalah :
1. Bagaimana cara merancang sebuah alat yang bisa
mengontrol kecepatan motor DC yang dikendalikan secara otomatis menggunakan
keypad?
2. Bagaimana cara mengetahui bahwa kecepatan
motor telah sama dengan yang di setting?
C. Tujuan
Tujuan
pembuatan proyek ARM ini adalah :
1. Memudahkan dalam mengatur kecepatan motor.
2. Mengetahui besarnya PWM yang dihasilkan.
D.
Batasan
Masalah
Dalam pembuatan alat ini penulis
akan membuat batasan permasalahan agar tidak menyimpang dari spesifikasi dan
kemampuan alat yang akan buat. Pembatasan masalah tersebut adalah :
1. Alat
ini berfungsi sebagai pengatur kecepatan Motor DC.
2. Alat
ini akan berfungsi apabila setelah kita memasukkan angka, lalu tombol #
ditekan.
3. Batas
maksimum kecepatan motor adalah 150 RPM.
E.
Tinjauan
Pustaka
1.
DT-ARM Nuc 120
Gambar 1 : Nuvoton Nuc 120
DT-ARM NUC120 Board merupakan modul pengembangan mikrokontroler
NUC120RD2BN yang berbasis CPU ARM Cortex-M0 dari Nuvoton. Modul ini dapat
bekerja dengan kecepatan CPU sampai dengan 48 MHz. Modul ini juga telah
dilengkapi dengan bootloader internal,
sehingga tidak diperlukan lagi device
programmer eksternal. Pemrograman melalui bootloader bisa dilakukan dengan menggunakan koneksi USB.
Spesifikasi
:
·
Berbasis mikrokontroler NUC120RD2BN (64 KB APROM, 8 KB SRAM, 4 KB Data
Flash, CPU ARM Cortex-M0).
·
Terintegrasi dengan cystal eksternal 12 MHz.
·
Terintegrasi dengan osilator 32.768 kHz sebagai sumber clock RTC.
·
Memiliki 1x port USB.
·
Memiliki 1 port RS-485.
·
Memiliki 3 kanal UART dengan level tegangan TTL 3.3VDC / 5VDC.
·
Tersedia port USB yang berfungsi untuk antarmuka serial sekaligus menuliskan
program mikrokontroler, sehingga tidak membutuhkan programmer eksternal.
·
Memiliki port Serial Wire Debug untuk proses debuging dan programming.
·
Memiliki 45 jalur GPIO.
·
Terintegrasi dengan sensor suhu internal.
·
Memiliki port input 8 kanal ADC 10-bit.
·
Bekerja pada level tengan 3,3VDC / 5VDC dengan arus maksimum 800mA.
·
Input catu daya untuk board : 6,5VDC - 12VDC / 3,3VDC - 5VDC.
2.
Motor DC
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus
searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan
medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah, sebagaimana
namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional.
Bagian Atau Komponen Utama Motor DC :
Bagian Atau Komponen Utama Motor DC :
a. Kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua
kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar
melintasi ruang terbuka diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor
yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet.
b. Current Elektromagnet atau Dinamo. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as
penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo
berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara
dan selatan magnet berganti lokasi.
c. Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah
untuk transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.
Gambar 2 : Bagian motor DC
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang
tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan
mengatur:
·
Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan
kecepatan
·
Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Hubungan antara
kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:
Dimana:
E =gaya elektromagnetik
yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang
berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM
(putaran per menit)
T = torque electromagnetik
Ia = arus dinamo
K =
konstanta persamaan
3. PWM
PWM ( Pulse Width Modulation) adalah salah satu teknik modulasi dengan
mengubah lebar pulsa (duty cylce)
dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan
kondisi high kemudian berada di zona
transisi ke kondisi low. Lebar pulsa
PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Duty Cycle merupakan representasi dari
kondisi logika high dalam suatu
periode sinyal dan di nyatakan dalam bentuk (%) dengan range 0% sampai 100%,
sebagai contoh jika sinyal berada dalam kondisi high terus menerus artinya memiliki duty cycle sebesar 100%. Jika waktu sinyal keadaan high sama dengan
keadaan low maka sinyal mempunyai duty
cycle sebesar 50%.
Konsep Dasar PWM
Sinyal PWM pada
umumnya memiliki amplitude dan frekuensi dasar yang tetap, namun memiliki lebar
pulsa yang bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitude sinyal
asli yang belum termodulasi. Artinya, sinyal PWM memiliki frekuensi gelombang yang
tetap namun duty cycle bervariasi
antara 0% hingga 100%.
Gambar 3 Duty Cycle
PWM merupakan salah
satu teknik untuk mendapatkan sinyal analog dari sebuah piranti digital.
Sebenarnya sinyal PWM dapat dibangkitkan dengan banyak cara, secara analog
menggunakan IC op-amp atau secara digital.
Secara analog setiap
perubahan PWM-nya sangat halus, sedangkan secara digital setiap perubahan PWM
dipengaruhi oleh resolusi PWM itu sendiri. Resolusi adalah jumlah variasi
perubahan nilai dalam PWM tersebut. Misalkan suatu PWM memiliki resolusi 8 bit,
berarti PWM ini memiliki variasi perubahan nilai sebanyak 256
variasi mulai dari 0 – 225 perubahan nilai yang mewakili duty cycle 0% – 100% dari keluaran PWM tersebut.
Gambar 4 Duty Cycle antara 0 – 100%
4.
LCD 16 x 2
Gambar
5. LCD
Display elektronics adalah salah satu komponen elektronika yang
berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun
grafik. LCD (Liquid Cristal Display)
adalah salah satu jenis display elektronics
yang dibuat dengan teknologi CMOS logic
yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang
ada di sekelilingnya terhadap front-lit
atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD
(Liquid Cristal Display) berfungsi
sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.
5.
Keypad 4x4
Keypad adalah bagian penting dari suatu perangkat
elektronika yang membutuhkan interaksi manusia. Keypad berfungsi sebagai interface
antara perangkat (mesin) elektronik dengan manusia atau dikenal dengan istilah
HMI (Human Machine Interface). Matrix keypad 4×4 pada artikel ini
merupakan salah satu contoh keypad
yang dapat digunakan untuk berkomunikasi antara manusia dengan mikrokontroler. Matrix keypad 4×4 memiliki konstruksi
atau susunan yang simple dan hemat dalam penggunaan port mikrokontroler. Konfigurasi keypad dengan susunan bentuk matrix
ini bertujuan untuk penghematan port mikrokontroler karena jumlah key (tombol) yang dibutuhkan banyak pada
suatu sistem dengan mikrokontroler. Konstruksi matrix keypad 4×4 untuk mikrokontroler dapat dibuat seperti pada
gambar berikut :
Gambar 6. Konstruksi keypad 4x4
6.
Rotary
Encoder
Rotary
encoder adalah divais elektromekanik yang dapat memonitor gerakan dan posisi.
Rotary encoder umumnya menggunakan sensor optik untuk menghasilkan serial pulsa
yang dapat diartikan menjadi gerakan, posisi, dan arah. Sehingga posisi sudut
suatu poros benda berputar dapat diolah menjadi informasi berupa kode digital
oleh rotary encoder untuk diteruskan oleh rangkaian kendali. Rotary encoder
umumnya digunakan pada pengendalian robot, motor drive, dsb.
Rotary encoder tersusun dari suatu piringan tipis yang
memiliki lubang-lubang padabagian lingkaran piringan.
LED ditempatkan pada salah satu sisi piringan sehingga cahaya akan menuju ke
piringan. Di sisi yang lain suatu photo-transistor diletakkan sehingga
photo-transistor ini dapat mendeteksi cahaya dari LED yang berseberangan.
Piringan tipis tadi dikopel dengan poros motor, atau divais berputar lainnya
yang ingin kita ketahui posisinya, sehingga ketika motor berputar piringan juga
akan ikut berputar. Apabila posisi piringan mengakibatkan cahaya dari LED dapat
mencapai photo-transistor melalui lubang-lubang yang ada, maka photo-transistor
akan mengalami saturasi dan akan menghasilkan suatu pulsa gelombang persegi.
Gambar 1 menunjukkan bagan skematik sederhana dari rotary encoder. Semakin
banyak deretan pulsa yang dihasilkan pada satu putaran menentukan akurasi
rotary encoder tersebut, akibatnya semakin banyak jumlah lubang yang dapat
dibuat pada piringan menentukan akurasi rotary encoder tersebut.
Gambar7. Blok penyusun rotary encoder
Rangkaian penghasil pulsa
(Gambar 8) yang
digunakan umumnya memiliki output yang berubah dari +5V menjadi 0.5V ketika
cahaya diblok oleh piringan dan ketika diteruskan ke photo-transistor. Karena
divais ini umumnya bekerja dekat dengan motor DC maka banyak noise yang timbul
sehingga biasanya output akan dimasukkan ke low-pass filter dahulu. Apabila
low-pass filter digunakan, frekuensi cut-off yang dipakai umumnya ditentukan
oleh jumlah slot yang ada pada piringan dan seberapa cepat piringan tersebut
berputar, dinyatakan dengan:
Dimana fc adalah frekuensi cut-off filter, sw adalah
kecepatan piringan dan n adalah jumlah slot pada piringan.
Gambar 8. Rangkaian tipikal penghasil pulsa
pada rotary encoder
F.
Metode
Penelitian
1. Persiapan
Melakukan penelitian
dan studi kasus mengenai masalah terkait.
2.
Perencanaan Konseptual
Merancang konsep yang akan dikembangkan
dan mulai menyusun diagram blok dari gambaran cara kerja alat yang akan dibuat.
3. Perancangan
Sistem
Metode ini terdiri dari
perancangan hardware dan software. Perancangan hardware dimulai dari menentukan
komponen yang diperlukan melalui hitungan, kemudian pembuatan skematik
rangkaian melalui software proteus.
Perancangan software dilakukan dengan
merancang flow cart, serta algoritma
program.
4. Pembuatan Alat
Dimulai dengan pembuatan box yang digunakan
untuk meletakkan komponen-komponen, selanjutnya dengan mendesain PCB yang
digunakan untuk rangkaian menggunakan software
eagle, dan selanjutnya dengan membuat program uArm. Yang nantinya program
tersebut digunakan untuk menjalankan alat.
5. Pengujian Alat
Memastikan bahwa alat bekerja dengan respon
sesuai yang diinginkan, dan untuk mengetahui apakah masih ada kesalahan yang
perlu diperbaiki dalam sistem.
6. Analisa
Hasil Pengujian
Hasil dari pengujian alat dianalisa dan
dibandingkan dengan rencana dan tujuan awal penelitian. Apa bila terjadi error maka dicari penyebab serta menjari
solusi yang paling efektif agar alat dapat bekerja dengan lebih baik lagi.
7. Penyajian
Alat
Penyajian
alat pada para penguji dan pembuatan laporan hasilnya.
G.
Hasil
Rancangan
1. Gambar
Rangkaian
Gambar 9. Rangkaian Skematik
2. Gambar
Perkawatan
Gambar 10. Pengawatan Dalam
Gambar 11. Pengawatan Luar
3. Cara
Kerja Alat secara Keseluruhan
Alat ini terdiri dari 2
bagian utama, yaitu pada kontrol yang memanfaatkan sebuah permroses menggunakan
Nov 120C dan sebuah keypad 16x2 sebagai masukan, sedangkan untuk outputnya
menggunakan Motor DC. Alat ini berfungsi sebagai pengatur kecepatan Motor DC.
Saat kita menekan keypad dan menunjukkan beberapa buah angka (3 digit) yang
selanjutnya akan ditampilkan pada LCD. Motor DC akan berputar dengan kecepatan
kurang lebih seperti pengesetan awal. Batas kecepatannya sebesar 150 RPM.
Tombol-tombol yang
digunakan yaitu 0-9 digunakan sebagai masukan angka, # sebagai enter setelah
memasukan angka, * sebagai tombol stop, C sebagai tombol delete, A sebagai
tombol ditambah 5 RPM, dan B sebagai tombol kurangi 5 RPM.
4. Diagram
Blok
Gambar12. Diagram Blok
5. Diagram
Alir
Gambar13.
Diagram Alir
6. Hasil
Pengujian
Setelah melakukan proses awal perancangan, perakitan, dan pada proses
pengujian alat ini sudah berfungsi sesuai dengan cara kerja yang diinginkan yakni saat
keypad ditekan an menunjukkan angka tertentu sesuai batas dan saat tombol #
ditekan, Motor DC berputar sesuai RPM yang diinginkan. Dan pada saat tombol A ditekan makan akan menambah 5 RPM
atau pada saat tombol B ditekan akan mengurangi 5 RPM.
Gambar14. Pengkawatan Luar
Gambar 15. Pengkawatan LCD
Gambar 16. Pengkawatan Keypad
Gambar 17. Pengkawatan Motor DC
H. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, pengambilan data, dan
penganalisaan terhadap data yang telah didapat pada proyek ini, maka didapatkan kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
1.
Dengan
menggunakan pemroses data Nov 120C, keypad berfungsi sebagai input yang akan
menjadi masukan dan acuhan besarnya kecepatan Motor DC.
2.
Dengan
menambahkan encoder sebagai pendeteksi kecepatan motor, yang selanjutnya data
dari encoder akan diolah dan ditampilkan pada LCD, sehingga kita bisa
mengetahui berapa besarnya kecepatan motor dan acuhan yang telah kita setting.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
Penulis dilahirkan di
Semarang, tanggal 6 Januari 1996. Penulis telah menempuh pendidikan formal di
SD Negeri Ngadirgo 03 Semarang, SMP N 23 Semarang, dan SMA N 13 Semarang. Tahun
2014 penulis menyelesaikan pendidikan nya di SMA, Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi
mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di
kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik
Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.05
Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa via
email: wulandarifatma@gmail.com
Feryan Romadhon
Penulis
dilahirkan di Boyolali, tanggal 27 Februari 1993. Penulis telah menempuh
pendidikan formal di SD N 1 Gumukrejo, SMP N 1 Banyudono, dan SMK N 2
Surakarta. Tahun 2011 penulis menyelesaikan pendidikannya di STM, Pada tahun
2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi
mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan
Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar
dengan NIM3.32.14.2.05 Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai
penelitian ini, bisa via email: feryan.romadhon@gmail.com
Nama
pengajar mengajar di
program studi Teknik Elektronika, JurusanTeknik Elektro, Politeknik Negeri
Semarang. Email : sambetak2@gmail.com
Ada berapa channel PWM yang dapat kita gunakan untuk mengontrol motor DC?
BalasHapusShare kode program untuk memprogram pulse width modulation (PWM)
BalasHapus