PENGATUR SUHU PEMANAS AIR
Hanif Nurcahyo Abdi1,
Yulian Bagus Kurniawan2, Samuel BETA3
Prodi Teknik
Elektronika Jurusan Teknik Elektronika Politeknik
Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang,
Semarang, 50275
E-mail : 1 nurcahyoabdi.9c.15@gmail.com , 2 bagus.x08@gmail.com , 3 sambetak2@gmail.com
Intisari
- Untuk menciptakan alat pengatur suhu air tanpa mengabaikan unsur praktis dan
estetis, maka dalam proyek ini dibuatlah proyek Arm menggunakan masukan
potensiometer sebagai set point suhu yang kemudian akan menghidupkan pemanas
air. Sensor suhu yang merupakan pemantau perubahan suhu pada air yang
dipanaskan dengan luaran LED Bargraph sebagai display. Sensor untuk mengukur
suhu air adalah LM35. LM35 ini mampu mengukur suhu dengan kemampuan mengukur
suhu -55°C sampai dengan +-150°C. Hasil
pengukuran sensor akan dibandingkan dengan suhu set point, dan ketika
telah sama, maka pemanas air akan berhenti bekerja. Suhu set point dan suhu
aktual dapat diamati dari tampilan led bargraph.
I.
Pendahuluan
Pengatur suhu pemanas air adalah alat
yang digunakan untuk mengendalikan suhu air sesuai dengan keinginan. Suhu yang
diinginkan (set point) diatur menggunakan potensiometer, yang kemudian setelah
set point diatur, maka secara otomatis akan menghidupkan pemanas air. Pemanas
air akan bekerja menaikkan suhu air untuk mencapai set point atau target suhu
yang diinginkan. Jika suhu telah mencapai target, maka pemanas air akan
berhenti bekerja. Perubahan suhu dan suhu aktual dapat diamati melalui tampilan
led bargraph.
II.
Tinjauan
Pustaka
Untuk mengetahui berbagai komponen
dan peralatan yang dibutuhkan, maka disusunlah tinjauan pustaka sebagai acuan
dalam merancang dan membuat aplikasi menggunakan Arm.
A.
Sensor LM 35
Ultrasonik merupakan sensor yang mengubah besaran suhu
menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor ini memiliki keakuratan
yang tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu
lain. Sensor ini mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang
tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus
serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. Meskipun tegangan sensor ini
mencapai 30 volt tapi yang diberikan kesensor hanya 5 volt sehingga hanya
membutuhkan arus 60 µA. Sensor ini menyebabkan kesalahan pembacaan kurang dari
0.5ºC pada suhu 25ºC.
Gambar 1. Jenis, bentuk dan pin LM 35
B.
Potensiometer
Potensiometer (POT) adalah
salah satu jenis resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya.
Sebuah
Potensiometer terdiri dari sebuah elemen resetif yang membentuk jalur dengan
terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya adalah Penyapu yang dipergunakan untuk menentukkan
pergerakkan pada jalur elemen resistif. Pergerakan penyapu pada jalur elemen
resistif inilah yang mengatur naik-turunnya nilai Resistansi sebuah
potensiometer.
Gambar 2. Struktur internal, bentuk dan simbol
potensiometer
C.
Saklar
Tombol
Saklar
Tombol adalah perangkat / saklar sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan
atau memutuskan aliran arus listrik dengan system kerja tekan unlock (tidak
mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai
device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan
saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi
normal.
Gambar 3. Bentuk Fisik Saklar Tombol
D.
ARM
ARM adalah prosesor dengan arsitektur set
instruksi 32bit RISC (Reduced Instruction
Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM merupakan singkatan
dari Advanced RISC Machine.
Gambar 4. Keluarga
Mikroprosesor ARM
Mikroprosesor ARM mempunyai beberapa keluarga untuk
menjangkau berbagai aplikasi, salah satunya adalah ARM Cortex Prosesor
Embedded (ARM Cortex Embedded Processors).
Prosesor-prosesor di keluarga seri CortexM telah dikembangkan khusus untuk
domain mikrokontroler, dimana permintaan untuk kecepatan, determinasi waktu
proses, dan manajemen interrupt bersama dengan jumlah gate silikon minimum
(luas silikon yang minimum menentukan harga akhir prosesor) dan konsumsi daya
yang minimum sangat diminati, seperti ARM CortexM0 yang
merupakan prosesor untuk menggantikan aplikasi mikrokontroler 8/16bit dengan
tipe ARM NUC120
ARM NUC120 merupakan sebuah modul mikrokontroler
32-bit berbasis ARM CortexM0. ARM NUC
120 BOARD dilengkapi dengan program bootloader sehingga tidak membutuhkan
divais programmer terpisah. NUC120 dapat beroperasi dengan kecepatan CPU sampai
48MHz. Telah dilengkapi dengan Full Speed
USB 2.0 Device Controller yang sangat
fleksibel dan dapat dikonfigurasi untuk berbagai aplikasi berbasis USB.
Gambar 5. DT-ARM
NUC120RDBN
Spesifikasi :
- Berbasis
NUC120RD2BN dengan Flash memory APROM sebesar 64 Kbyte, 8 Kbyte SRAM, 4
Kbyte Data Flash.
- Memiliki
kemampuan IAP (In Applicaton
Programming) dan ISP (In System
Programming) melalui bootloader software pada LDROM.
- Tersedia
jalur SWD (Serial Wire Debug)
yang dapat digunakan untuk debugging
serta programming.
- Dapat
diprogram langsung melalui jalur USB.
- Mendukung
Peripheral DMA mode.
- Memiliki
8 channel ADC dengan resolusi 12 bit.
- Memiliki
4 buah timer 32 bit.
- Memiliki
fungsi Watchdog dan RTC.
- Dilengkapi
dengan 4 buah hardware PWM
dengan resolusi 16 bit.
- Memiliki
masing-masing 2 kanal jalur komunikasi UART, SPI, dan I2C.
- Memiliki
1 channel I2C.
- Tersedia
antarmuka USB dan UART RS-485.
- Terdapat
sensor suhu built-in dengan range -40 - 125°C dengan resolusi 1°C.
Sensor ini memiliki gain
-1.76mV/°C dan offset 720 mV pada suhu 0°C.
- Memiliki
hingga 45 jalur GPIO yang masing-masing dapat dikonfigurasi pull-up/ pull-down resistor, repeater
mode, input inverter, dan open-drain mode.
- Terdapat
22 MHz internal osilator.
- Frekuensi
osilator eksternal sebesar 12 MHz dan fitur PLL sampai dengan 48 MHz.
- Frekuensi
osilator eksternal sebesar 32.768 KHz yang dapat digunakan untuk fungsi RTC
dan Low Power Mode.
- Tersedia
rangkaian reset manual.
- Bekerja
pada tegangan 3,3 – 5,5 V.
- Dilengkapi
dengan regulator 3,3 V dan 5 V dengan arus maksimum 800 mA
- Tersedia
pilihan catu daya input : catu daya eksternal 6,5 – 12 VDC (via
regulator), catu daya eksternal 3,3 – 5,5 VDC (tanpa melalui regulator),
atau menggunakan sumber catu daya dari jalur USB.
E.
Modul Relay
Relay adalah suatu peranti yang
menggunakan elektromagnet untuk
mengoperasikan seperangkat kontak sakelar. 2 Channel Relay adalah modul 2 buah relay dalam 1 board,
modul relay SPDT (Single Pole Double Throw) yang memiliki ketahanan yang baik
terhadap arus dan tegangan yang besar. Dengan arus sink 15 mA bisa langsung
dari pin mikrokontroler, dengan Rangkaian
proteksi (isolasi, arus kickback) sebagai pengaman , LED indikator untuk
menandakan channel yang aktif, Interface standard TTL logic langsung
dikendalikan mikrokontroler (Arduino , 8051, AVR, PIC, DSP, ARM, ARM, MSP430,
TTL logic).
Apabila kumparan coil diberikan arus
listrik, maka akan timbul gaya elektromagnet yang kemudian menarik armature
untuk berpindah dari posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga
menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO).
Posisi dimana armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi terbuka
atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, armature akan
kembali lagi ke posisi awal (NC). Coil yang digunakan oleh relay untuk
menarik kontak poin ke posisi tertutup pada umumnya hanya membutuhkan arus
listrik yang relatif kecil.
Kontak Poin (Contact Point) Relay
terdiri dari 2 jenis yaitu :
·
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan
akan selalu berada di posisi tertutup.
·
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan
akan selalu berada di posisi terbuka.
Gambar 6. Modul Relay
F. LED Bargraph
Pada proyek Arduino ini, digunakan LED Bargraph sebagai luaran.LED
Bargraph adalah susunan dari beberapa LED (Light Emitting Diode) yang
disusun satu baris dalam satu kemasan khusus. LED bargraph yang digunakan
adalah jenis LED bargraph yang mempunyai 10 segmen, yaitu rangkaian 10 buah LED
yang disusun berurutan dalam sebuah kemasan.
LEDbargraph dihubungkan ke perangkat Arduino, yangdifungsikan sebagai luaran. Ada dua jenis LED bargraph yang digunakan dalam rangkaian variasi LED bargraph ini, yaitu satu buah LED bargraph aktif tinggi dan satu buah LED bargraph aktif rendah. LEDbargraph aktif tinggi akan menyala jika diberi logika rendah ‘1’, dan LEDbargraph akan padam jika diberi logika tinggi ‘0’.LED bargraph aktif rendah akan menyala jika diberi logika rendah ‘0’, dan LED bargraph akan padam jika diberi logika tinggi ‘1’.
da proyek Arduino ini, digunakan LED Bargraph sebagai luaran.LED Bargraph adalah susunan dari beberapa LED (Light Emitting Diode) yang disusun satu baris dalam satu kemasan khusus. LED bargraph yang digunakan adalah jenis LED bargraph yang mempunyai 10 segmen, yaitu rangkaian 10 buah LED yang disusun berurutan dalam sebuah kemasan.
LEDbargraph dihubungkan ke perangkat Arduino, yangdifungsikan sebagai luaran. Ada dua jenis LED bargraph yang digunakan dalam rangkaian variasi LED bargraph ini, yaitu satu buah LED bargraph aktif tinggi dan satu buah LED bargraph aktif rendah. LEDbargraph aktif tinggi akan menyala jika diberi logika rendah ‘1’, dan LEDbargraph akan padam jika diberi logika tinggi ‘0’.LED bargraph aktif rendah akan menyala jika diberi logika rendah ‘0’, dan LED bargraph akan padam jika diberi logika tinggi ‘1’.
LEDbargraph dihubungkan ke perangkat Arduino, yangdifungsikan sebagai luaran. Ada dua jenis LED bargraph yang digunakan dalam rangkaian variasi LED bargraph ini, yaitu satu buah LED bargraph aktif tinggi dan satu buah LED bargraph aktif rendah. LEDbargraph aktif tinggi akan menyala jika diberi logika rendah ‘1’, dan LEDbargraph akan padam jika diberi logika tinggi ‘0’.LED bargraph aktif rendah akan menyala jika diberi logika rendah ‘0’, dan LED bargraph akan padam jika diberi logika tinggi ‘1’.
da proyek Arduino ini, digunakan LED Bargraph sebagai luaran.LED Bargraph adalah susunan dari beberapa LED (Light Emitting Diode) yang disusun satu baris dalam satu kemasan khusus. LED bargraph yang digunakan adalah jenis LED bargraph yang mempunyai 10 segmen, yaitu rangkaian 10 buah LED yang disusun berurutan dalam sebuah kemasan.
LEDbargraph dihubungkan ke perangkat Arduino, yangdifungsikan sebagai luaran. Ada dua jenis LED bargraph yang digunakan dalam rangkaian variasi LED bargraph ini, yaitu satu buah LED bargraph aktif tinggi dan satu buah LED bargraph aktif rendah. LEDbargraph aktif tinggi akan menyala jika diberi logika rendah ‘1’, dan LEDbargraph akan padam jika diberi logika tinggi ‘0’.LED bargraph aktif rendah akan menyala jika diberi logika rendah ‘0’, dan LED bargraph akan padam jika diberi logika tinggi ‘1’.
Gambar 7. LED Bargraph
G. Elemen Pemanas
Elemen Pemanas Listrik menghasilkan panas yang dihasilkan oleh kawat ataupun pita bertahanan listrik tinggi (Resistance Wire) biasanya bahan yang digunakan adalah niklin yang dialiri arus listrik oleh isolator listrik yang mampu meneruskan panas dengan baik hingga aman jika digunakan.
III.
PERANCANGAN
ALAT
A.
Perangkat
Keras dan Rangkaian
Elektronika
Adapun sistem yang digunakan yaitu :
1.
Sensor
LM 35
2.
Potensiometer
3.
Saklar Tombol
4.
Arm
Cortex
5.
Modul
Relay
6.
LED
Bargraf
7.
Pemanas
B.
Blok Diagram Hubungan Komponen Utama
Blok diagram alat ukur tinggi benda ini menggunakan masukan LM 35 serta luarannya ditampilkan pada LED Bargraf. Berikut ini adalah blok diagram Pengatur Suhu Pemanas Air :
Gambar 8. Blok Diagram Komponen Utama
C.
Perangkat
Lunak
Untuk diagram alir, program aplikasi ARM (Coocox IDE) menggunakan masukan LM 35,
Potensiometer, Push button dan keluaran LED Bargraf dan Elemen Pemanas.
Gambar 9. Diagram Alir
D.
Cara Kerja
Dilakukan
pengesetan dengan cara memutar potensiometer untuk menentukan set point dengan syarat untuk dapat memutar potensiometer yaitu dengan menekan push
button dulu karena bila tanpa menekan tombol maka potensiometer tidak akan
bekerja untuk menentukkan set point.
Setelah set point ditentukan dan push button dilepas secara otomatis pemanas akan ON untuk mencapai set point kemudian pada wadah yang dipanaskan akan dibaca suhu oleh sensor suhu (LM 35). Setelah set point tercapai maka pemanas akan OFF, set point dan kenaikan suhu akan ditampilkan pada bargraph.
Setelah set point ditentukan dan push button dilepas secara otomatis pemanas akan ON untuk mencapai set point kemudian pada wadah yang dipanaskan akan dibaca suhu oleh sensor suhu (LM 35). Setelah set point tercapai maka pemanas akan OFF, set point dan kenaikan suhu akan ditampilkan pada bargraph.
IV.
Pengujian
Alat
A.
Pengujian Sensor suhu LM 35
Pengujian
ini bertujuan untuk mendapatkan nilai tegangan input yang kemudian dijadikan sebagai data pembanding antara
tegangan masukan dari sensor dan tegangan masukan dari set point. Selain itu,
pengujian dimaksudkan untuk memperoleh data yang valid sesuai dengan alat ukur suhu yang sudah ada. Kemudian dari
data pengujian diambil sampling data
yang kemudian dijadikan untuk dasar pembuatan rumus dalam algoritma program.
V.
KESIMPULAN
Setelah melakukan
percobaan, pengambilan data, dan penganalisaan terhadap data yang telah didapat
pada proyek
ini, maka didapatkan kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
1.
ARM
dapat memudahkan kita dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk instrumentasi
sebagai mikrokontroler yang canggih.
2.
Manfaat
sensor suhu LM 35 banyak sekali, salah satunya yaitu sebagai sensor untuk
mendeteksi suhu air dengan mngkonversi suhu menjadi bentuk tegangan.
3. Pengatur Suhu Pemanas Air ini memudahkan pengguna alat ini untuk
pengaplikasian alat sebagai system control suhu dengan nilai yang diinginkan
pengguna.
REFERENSI
BIODATA PENULIS
Nama penulis: Hanif Nurcahyo Abdi. Penulis dilahirkan di Demak, 27 Juni 1996. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDN Mranak 1, SMPN 2 Demak, dan SMAN 1 Demak. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3)
dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri
Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.1.07. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai
penelitian ini, bisa menghubungi melalui email: nurcahyoabdi.9c.15@gmail.com.
Nama penulis: Yulian Bagus Kurniawan. Penulis dilahirkan di Demak, 10 Juli 1996. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDN 3 Katonsari, SMPN 1 Demak, dan SMAN 1 Demak. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.1.20. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui email: bagus.x08@gmail.com
Lampiran :
4. Pustaka yang digunakan : di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Kritik dan Saran Anda. Karena Kritik dan Saran Anda Akan Sangat Membantu Kami dalam Memperbaiki Diri