Pendeteksi Posisi Api dan Pemadam
Api
Budi
Suprianto1 ; Yusuf Dwi Saputra2 ; Samuel Beta3
Program
Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Politeknik
Negeri Semarang
Jln. Prof.
H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275.
Abstrak –
Alat pendeteksi posisi api dan pemadam api secara otomatis
ini dirancang agar dapat mengetahui ada tidaknya titik api didalam suatu
ruangan dan alat ini secara akan mendeteksi adanya titik api dan kemudian
memadamkannya. Untuk dapat mengetahui keberadaan titik api digunakan
fototransistor sebagai sensor untuk mendeteksi api. fototransistor akan
mendeteksi api dan menghasilkan tegangan kemudian akan diolah oleh mikrokontoler
sehingga menghasilkan data ADC. Mikrokontroler yang digunakan adalah ARM NUC120.
Mikrokontroler ini berfungsi untuk mengolah sinyal yang dikirimkan oleh sensor
kemudian memberikan perintah untuk mendeteksi api, menghidupkan LED,
menggerakkan servo dan memadakan api dengan menggunakan kipas DC. LED berfungsi
sebagai indikator bahwa api telah terdeteksi. Servo akan menggerakkan kipas
sesuai dengan dimana titik api itu berada.
Kata kunci
: Fototransistor, Kipas DC, Api
Abstract – Fire
detection devices and fire extinguishers position automatically is designed in
order to determine whether there is a point in an indoor fire and this tool
will detect fires and then put it out. To be able to know where the hotspots
are used phototransistor as a sensor to detect a fire. phototransistor detects
a fire and the voltage will then be processed by mikrokontoler resulting ADC
data. The microcontroller used is ARM NUC120. This microcontroller serves to
process signals transmitted by the sensor and then give the command to detect
the fire, turn on the LED, moving the servo and suffice the fire by using a DC
fan. LED serves as an indicator that the fire has been detected. Servo will
move the fan in accordance with where the fires were.
Keywords:, Phototransistor,
DC fan, fire
.
A.
Latar Belakang
Musibah kebakaran
yang sering terjadi telah menimbulkan banyak korban jiwa dan kerugian harta
benda. Terdapat resiko yang harus ditanggung oleh tim pemadam kebakaran pada
saat memadamkan api didalam suatu ruangan seperti tertimpa benda yang jatuh
dari atap bangunan atau kebakaran yang semakin membesar. Untuk membatu tim
pemadam kebakaran dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan dalam memadamkan
api, maka diperlukan sebuah robot.
Robot
adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan
pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah
didefinisikan terlebih dulu (kecerdasan buatan). Robot biasanya digunakan untuk
tugas yang berat, berbahaya, pekerjaan yang berulang dan kotor.
Dalam
perkembangannya robot telah dikembangkan untuk dapat membantu manusia dalam
malakukan pekerjaan yang rumit, berbahaya dan memerlukan ketepatan. Pekerjaan
tersebut misalnya memadamkan api di bangunan yang strukturnya tidak stabil
sehingga sewaktu-waktu dapat runtuh, dengan menggunakan robot pekerjaan
tersebut dapat dilakukan tanpa mengancam nyawa petugas pemadam kebakaran dan
meminimalisir terjadinya kecelakaan dalam proses pemadaman api.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian
diatas, penulis menemukan beberapa permasalahan yang ada, yaitu:
1.
Bagaimana merancang dan membuat suatu
sistem pendeteksi posisi titik api agar
titik api dapat terdeteksi oleh sensor?
2.
Bagaimana mengetahui jarak maksimal
fototansistor mendeteksi titik?
C.
Tujuan
Tujuan pembuatan alat ini
antara lain :
1.
Membuat alat pendeteksi posisi api dan
pemadam api dengan menggunakan kipas DC,
servo dan LED sebagai outputnya dan merancang sensor yang dapat mendeteksi
titik api .
2.
Mengetahui kerja alat pendeteksi posisi
api dan pemadam api
D.
Batasan Masalah
Dalam pembuatan alat ini
penulis akan membuat batasan permasalahan agar tidak menyimpang dari spesifikasi
dan kemampuan alat yang akan buat. Pembatasan masalah tersebut adalah :
1.
sensor
fototransistor dapat mendeteksi api kurang lebih 60 cm.
2.
Dapat
terpengarh oleh sinar matahari.
E.
Dasar Teori
1. ARM
NUC120
ARM
adalah prosesor dengan arsitektur set instruksi 32-bit RISC (Reduced
Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM
merupakan singkatan dari Advanced RISC Machine. ARM NUC120
merupakan sebuah modul mikronkontroler 32-bit berbasis ARM CortexM0. ARM
NUC 120 BOARD dilengkapi dengan program bootloader sehingga tidak membutuhkan
divais programmer terpisah. NUC120 dapat beroperasi dengan kecepatan CPU sampai
48MHz. Telah dilengkapi dengan Full Speed USB 2.0 Device
Controller yang sangat fleksibel dan dapat dikonfigurasi untuk
berbagai aplikasi berbasis USB.
Gambar 1. ARM NUC120
Spesifikasi :
1) NUC120RD2BN dengan Flash memory APROM
sebesar 64 Kbyte, 8 Kbyte SRAM, 4 Kbyte Data Flash.
2) Memiliki
kemampuan IAP (In Applicaton Programming)
dan ISP (In System Programming)
melalui bootloader software pada LDROM.
3) Tersedia
jalur SWD (Serial Wire Debug) yang
dapat digunakan untuk debugging serta
programming.
4) Dapat
diprogram langsung melalui jalur USB.
5) Mendukung
Peripheral DMA mode.
6) Memiliki
8 channel ADC dengan resolusi 12 bit.
7) Memiliki
4 buah timer 32 bit.
8) Memiliki
fungsi Watchdog dan RTC.
9) Dilengkapi
dengan 4 buah hardware PWM dengan
resolusi 16 bit.
10) Memiliki
masing-masing 2 kanal jalur komunikasi UART, SPI, dan I2C.
11) Memiliki
1 channel I2C.
12) Tersedia
antarmuka USB dan UART RS-485.
13) Terdapat
sensor suhu built-in dengan range -40 - 125°C dengan resolusi 1°C. Sensor ini memiliki gain -1.76mV/°C dan offset 720 mV pada suhu 0°C.
14) Memiliki
hingga 45 jalur GPIO yang masing-masing dapat dikonfigurasi pull-up/ pull-down resistor, repeater mode,
input inverter, dan open-drain mode.
15) Terdapat
22 MHz internal osilator.
16) Frekuensi
osilator eksternal sebesar 12 MHz dan fitur PLL sampai dengan 48 MHz.
17) Frekuensi
osilator eksternal sebesar 32.768 KHz yang dapat digunakan untuk fungsi RTC dan
Low Power Mode.
18) Tersedia
rangkaian reset manual.
19) Bekerja
pada tegangan 3,3 – 5,5 V.
20) Dilengkapi
dengan regulator 3,3 V dan 5 V dengan arus maksimum 800 mA
21) Tersedia
pilihan catu daya input : catu daya eksternal 6,5 – 12 VDC (via regulator),
catu daya eksternal 3,3 – 5,5 VDC (tanpa melalui regulator), atau menggunakan
sumber catu daya dari jalur USB
2. Fototransistor
Fototransistor
adalah suatu jenis transistor NPN yang kaki terminal basisnya diganti dengan
sebuah lapisan transparan untuk menerima cahaya dari transmitter. Jadi kaki
terminal basis tidak menerima arus melainkan menerima cahaya yang dibiaskan
padanya.
Gambar 2. Gambar
phototransistor
Photo transistor memiliki
sifat yang sama dengan transistor bipolar NPN yaitu dapat digunakan dalam dua
konfigurasi common-emiter dan common collector.
Apabila dibandingkan
dengan photo diode, photo transistor lebih sensitif, memiliki noise yang lebih
sedikit, dan memiliki gain yang lebih besar. Tetapi memilki frekuensi respon
yang lebih lambat dan lebih mudah panas.
Photo transistor dapat
digunakan dalam dua pilihan mode yaitu:
a) Mode
aktif / linier : dalam mode aktif, keluaran dari photo transistor sesuai dengan
intensitas cahaya yang dibiaskan kepadanya.
b) Mode
switch : dalam mode switch, photo transistor akan saturasi pada saat menerima
sinar infrared dan cut off pada saat tidak menerima sinar infrared.
3. Motor
Kipas DC
Gambar 3. Motor
Kipas
4. Motor
Servo
Motor
servo adalah motor DC yang dilengkapi dengan sistem kontrol. Sistem kontrol ini
akan memberikan umpan balik posisi perputaran motor dari 0 sampai 180 derajat.
Disamping itu motor ini juga memiliki torsi relatif cukup kuat. Gambar 2.7
menunjukkan penampang dan pengkabelan dari motor servo. Sistem pengkabelan
motor servo terdiri atas 3 bagian, yaitu Vcc, Gnd, dan Kontrol (PWM= Pulse
Width Modulation). Pemberian PWM pada motor servo akan membuat servo bergerak
pada posisi tertentu dan kemudian berhenti (kontrol posisi)
Gambar 4. Motor
servo dan konfigurasi pin
Prinsip
utama dari pengendalian motor servo adalah pemberian nilai PWM pada kontrolnya.
Frekuensi PWM yang digunakan pada pengontrol motor servo selalu 50 Hz sehingga
pulsa dihasilkan setiap 20 ms. Lebar pulsa akan menentukan posisi servo yang
dikehendaki. Pemberian lebar pulsa 1,5 ms akan membuat motor servo berputar ke
posisi netral (90 derajat), lebar pulsa 1,75 ms akan membuat motor servo
berputar mendekati posisi 180 derajat, dan dengan lebar pulsa 1,25 ms motor
servo akan bergerak ke posisi 0 derajat. Gambar berikut memperlihatkan hubungan
antara lebar pulsa PWM dengan arah putaran motor servo.
Gambar 5. Hubungan Lebar Pulsa PWM
dengan Arah Putaran Motor Servo
5. LED
LED
(light emitting diode) adalah semikonduktor yang memancarkan cahaya
monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. LED adalah
semikonduktor yang istimewa. Seperti sebuah diode normal, LED terdiri dari
sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau didop, dengan
ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction.
Pembawa muatan electron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan
voltase berbeda. ketika electron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat
energi yang lebih rendah dan melepas energy dalam bentuk proton.
Tak seperti lampu pijar
dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi. Chip LED mempunya kutub
positif dan negative(p-n) dan hanya akan menyala bila diberi arus maju. ini
dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan
arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED
diberika arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini
menyebabkan chip LED tidak akan mengeluarkan cahaya.
Gambar 6. LED
Chip
LED pada umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Bila diberikan
tegangan beberapa volt kearah terbalik, biasanya sifat isolator searah LED akan
rusak menyebabkan arus dapat mengalir kea rah sebaliknya. karakteristik chip
LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik diode yang hanya memerlukan
tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun bila diberikan tegangan yang
terlalu besar, LED akan rusak walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan
maju. Tegangan yang diperlukan sebuah diode untuk dapat beroperasi adalah
tegangan maju.
F.
Metode Penelitian
1. Persiapan
Melakukan penelitian dan studi kasus mengenai masalah
terkait.
2.
Perencanaan
Konseptual
Merancang konsep yang akan dikembangkan dan mulai
menyusun diagram blok dari gambaran
cara kerja alat yang akan dibuat.
3. Perancangan Sistem
Metode
ini terdiri dari perancangan hardware dan
software. Perancangan hardware dimulai dari
menentukan
komponen yang diperlukan melalui hitungan, kemudian pembuatan skematik
rangkaian melalui software proteus.
Perancangan software dilakukan dengan
merancang flow
cart, serta algoritma
program.
4.
Pembuatan
Alat
Dimulai dengan pembuatan mekanik, layout sampe
pemasangan komponen, pemasangan servo, kipas DC dan pemrograman
mikrokontroller.
5.
Pengujian
Alat
Memastikan bahwa alat bekerja dengan respon
sesuai yang diinginkan, dan untuk mengetahui apakah masih ada kesalahan yang
perlu diperbaiki dalam sistem.
6. Analisa Hasil Pengujian
Hasil
dari pengujian alat dianalisa dan dibandingkan dengan rencana dan tujuan awal
penelitian. Apa bila terjadi error
maka dicari penyebab serta menjari solusi yang paling efektif agar alat dapat
bekerja dengan lebih baik lagi.
7. Penyajian Alat
Penyajian alat pada para penguji dan pembuatan laporan hasilnya.
G.
Hasil Rancangan
1. Gambar Rangkaian
2.
Gambar Perkawatan
2.1.Pengawatan Luar
2.2. Pengawatan Dalam
3. Cara Kerja Alat Secara Keseluruhan
Cara
kerja dari alat ini saat micro diberi catu daya maka secara otomatis alat akan
aktif. Pada alat ini kita menggunakan 8 fototransistor sebagai masukan , saat
fototransistor mendeteksi api maka servo akan menuju fototransistor yang
mendeteksi api dan kipas berputar dan akan terus berputar selama 3 detik saat
api mati. Setelah api mati kipas akan berhenti dan servo kembali ke sudut
semula. proses itu berulang sampai ada api lagi yang terdeteksi.
4. Diagram Blok
5. Diagram Alir
6. Hasil Pengujian
Setelah dilakukan pengujian, alat pendeteksi posisi
api dan pemadam api dapat bekerja dengan baik. Sensor fototransistor dapat
membaca api dengan respon cepat. Kecepatan motor kipas juga mampu memadamkan
api.
Gambar Box Proyek
pendeteksi posisi api dan pemadam api
H.
Kesimpulan
Setelah dilakukan
perancangan, pembuatan, pembuatan serta analisa dapat diambil kesimpulan bahwa
alat ini sudah cukup baik. sensor dapat mendeteksi titik api di sudut yang
berbeda dan dapat dipadamkan dengan cepat. belum mendeteksi api servo sempat
getar-getar akibat ripple tegangan.
I.
Saran
Untuk pengembangan, alat ini dapat ditambah kapasitor pada servo
agar saat alat diberi sumber tegangan servo tidak getar-getar dan saat belum
mendeteksi api servo masih getar-getar
akibat ripple tegangan/spelling.
DAFTAR PUSTAKA
[2] http://www.kajianpustaka.com/2012/10/phototransistor.html
Nama penulis Budi
Suprianto. Penulis dilahirkan di Purbalingga,
tanggal 24 April 1995. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri 1
Bajong, SMP Negeri 2 Bukateja dan SMA Negeri 1 Bukateja, Purbalingga. Pada
tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi
mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan
Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar
dengan NIM. 3.32.14.2.03. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai
penelitian ini, bisa melalui via email: budisuprianto13@yahoo.co.id
Nama penulis: Yusuf Dwi Saputra .
Penulis dilahirkan di Semarang tanggal 20 Desember 1995. Penulis telah menempuh
pendidikan formal SDN 02 Pudak Payung Semarang, SMPN 26 Semarang, dan SMK
Hidayah Banyumanik Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan
SMK. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma. Kemudian
diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri
Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.21. Penulis memiliki hobi
bermain voly. Penulis beralamat di Jl. Kepodang Timur 03 Pudak Payung Semarang.
Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa
menghubungi via email: yusufdwisaputra66@gmail.com
LAPORAN : download disini
JURNAL : download disini
PRESENTASI : download disini
Nama pengajar Samuel BETA. Beliau mengajar di program studi Teknik
Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang. Email : sambetak2@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Kritik dan Saran Anda. Karena Kritik dan Saran Anda Akan Sangat Membantu Kami dalam Memperbaiki Diri