Penyeleksi dan Penghitung Kemasan Botol Bahan Gelas Berlabel dan Tidak Berlabel
Feryan Romadhon1 ;
Istika Isna Damayanti2 ; Taufiq Miftakhul Huda3.
Pengampu Dr. Samuel BETA, Ing. Tech.,M.T4
Pengampu Dr. Samuel BETA, Ing. Tech.,M.T4
e-mail : feryan.romadhon@gmail.com1 istikaisna09@gmail.com2 taufiqmiftakhulhuda@gmail.com3 sambetak2@gmail.com4
Program Studi Teknik
Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang
Jln. Prof. H. Sudarto, S.H.,
Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275.
Intisari - Untuk mengetahui adanya label pada botol berbahan gelas, dibutuhkan alat
untuk mendeteksi botol yang berlabel atau tidak berlabel. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengetahui
jumlah botol berlabel dan tidak berlabel yang telah diseleksi tersebut. Maka
dalam proyek ini dibuatlah aplikasi Arduino menggunakan masukan sensor berupa phototransistor
dan laser, dan ada push
button untuk mereset perhitungan, sedangkan luaran berupa motor servo dan LCD. Phototransistor digunakan untuk mendeteksi
label yang ada di kemasan botol dengan laser sebagai sumber cahaya. Dan untuk menyeleksi botol yang berlabel atau tidak
berlabel digunakan motor servo. Sedangkan Arduino sebagai kontroler dan pemroses sinyal.
Kata Kunci : Arduino Uno,
Phototransistor, Laser, Motor Servo, LCD,
Limit Switch, Push Button
Abstract - To know there is a label on the bottle that made from glasses, needs a tool to detect a bottle labeled or unlabeled. It can also be used to knowing the number of labeled and unlabeled bottles
that have been selected. So in this project, we make an Arduino application using sensor as input from
phototransistor and laser, and there is push
button that used to reset the calculation. Whereas the output that used are motor servo and LCD. Phototransistor used to
detect label on the bottle with
laser as a light source. And motor servo used to select bottle labeled or unlabeled. Whereas Arduino as a controller and signal processor.
Keyword
: Arduino Uno, Phototransistor, Laser, Motor Servo, LCD, Limit Switch, Push Button
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Di bidang industri, suatu produk
dapat menjadi terkenal dikarenakan brand yang ada pada label
produk itu sendiri. Maka suatu produk harus memiliki kemasan yang menarik serta
tidak memiliki kecacatan. Dan untuk itu, proses penyeleksi terpasangnya label
pada kemasan produk dirasa sangat penting. Khususnya di Indonesia, banyak industri
yang masih menyeleksi label secara manual. Hal ini akan menimbulkan potensi
kesalahan saat
penyeleksian,
dikarenakan human error. Selain itu, proses
penyeleksian yang dilakukan secara manual dirasa tidak efisien jika label
produk yang diseleksi banyak dan akan memerlukan tenaga manusia yang banyak
pula. Dalam prinsip ekonomi, hal ini akan membebani biaya produksi. Maka proses
penyeleksian label produk ini perlu digantikan oleh mesin sehingga dapat
berjalan secara otomatis dan lebih modern.
1.2.
Tujuan
Tujuan
pembuatan alat ini antara lain :
1. Sebagai
modul pembelajaran
2. Membuat
sebuah alat yang dapat digunakan untuk menyeleksi dan menghitung kemasan botol
bahan gelas berlabel dan tidak berlabel.
1.3.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang, akan ditentukan
beberapa rumusan masalah, yaitu :
1.
Bagaimana photodioda dapat mendeteksi botol yang berlabel dan
tidak berlabel?
2.
Bagaimana alat dapat
menyimpan jumlah botol yang telah diseleksi pada keadaan alat padam atau tidak
ada arus listrik?
1.4.
Pembatasan
Masalah
Dalam pembuatan alat
ini penulis akan membuat batasan permasalahan agar tidak menyimpang dari
spesifikasi dan kemampuan alat yang dibuat. Pembatasan masalah tersebut adalah
:
1. Alat
ini berfungsi untuk menyeleksi kemasan botol bahan gelas berlabel dan tidak
berlabel menggunakan sensor cahaya (photodioda), dan keluarannya motor servo.
2. Alat
ini juga bisa menghitung jumlah botol yang telah diseleksi dengan keluaran LCD.
II.
DASAR
TEORI
2.1.
Arduino
Uno
Arduino Uno adalah board mikrokontroler
berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital
dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin
input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header,
dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup
hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB
atau listrik dengan AC yang ke adaptor DC atau baterai untuk menjalankannya.
Gambar
1. Arduino Uno
Arduino Uno R3 berbeda dengan semua board
sebelumnya karena Arduino Uno R3 ini tidak menggunakan chip driver
FTDI USB-to-serial. Melainkan menggunakan fitur dari ATMega 16U2 yang diprogram
sebagai konverter USB-to-serial.
Tabel 1. Deskripsi
Arduino Uno R3
Mikrokontroler
|
ATMega 328
|
Operating Voltage
|
5 V
|
Input Voltage
(recommended)
|
7 – 12 V
|
Input Voltage (Limit)
|
6 – 20 V
|
Digital I/O Pins
|
14
|
Analog Input Pins
|
6
|
DC Current per I/O Pin
|
40 mA
|
DC Current for 3,3 V
Pin
|
50 mA
|
Flash Memory
|
32 KB
|
SRAM
|
2 KB
|
EPROM
|
1 KB
|
Clock Speed
|
16 MHz
|
Digunakan Arduino UNO mengingat untuk alat ini hanya membutuhkan 10 pin
I/O.
2.2. Photodioda
Photodioda adalah jenis dioda yang
berfungsi mendeteksi cahaya (peka cahaya). Jenis cahaya yang
dapat dideteksi photodioda yaitu infra-merah, cahaya tampak, ultraviolet, sampai
sinar-X.
Gambar 2. Bentuk fisik photodioda
Gambar 3. Simbol
Photodioda
-
Penggunaan photodioda dalam rangkaian yaitu :
1.
Pada saat keadaan banyak cahaya
Gambar 4. Keadaan banyak cahaya
Arus
Bocor pada sambungan PN Besar, sehingga banyak
arus yang mengalir ke Ground. Akibatnya tegangan yang masuk ke pin ADC
[A0] Arduino Semakin Kecil.
2.
Pada saat keadaan sedikit cahaya
Gambar 5. Keadaan sedikit cahaya
Arus
Bocor pada sambungan PN Kecil, sehingga sedikit
arus yang mengalir ke Ground. Akibatnya tegangan yang masuk ke pin ADC
[A0] Arduino Semakin Besar.
2.3.
Dioda Laser
Laser adalah suatu alat
yang dapat
memancarkan gelombang elektromagnetik melewati suatu proses yang dinamakan
emisi spontan. Seperti halnya LED, jenis dioda ini
memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Istilah
laser merupakan singkatan dari light amplification by stimulated
emission of radiation. Berkas laser umumnya sangat koheren, yang mengandung
arti bahwa cahaya yang dipancarkan tidak menyebar dan rentang frekuensinya
sempit (monochromatic light). Laser merupakan bagian khusus dari sumber
cahaya.
Gambar 6. Bentuk fisik dioda laser
Gambar 7. Simbol dioda laser
Umumnya, sumber
cahaya memiliki emisi (pancaran elektron) yang tidak koheren (berhubungan),
spektrum frekuensi lebar, dan fasanya
bervariasi (acak). Seperti pada gambar
dibawah ini :
Gambar 8. Cahaya biasa
Berbeda dengan laser,
emisi dikuatkan, spektrum frekuensi dipersempit, fasanya
disearahkan (diseragamkan). Sehingga hal ini
menyebabkan cahaya dari laser lebih kuat. Seperti dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Gambar 9. Cahaya Laser
-
Penggunaan diode laser dalam rangkaian yaitu :
1.
Keadaan botol tidak berlabel.
Gambar 10. Botol tidak berlabel
Pada saat keadaan botol
tidak
berlabel, sinar
laser akan menembus
botol. Hal ini
mengakibatkan photodioda terkena cahaya, sehingga arus bocor besar dan tegangan
keluaran kecil.
2.
Keadaan botol berlabel
Gambar 11. Botol berlabel
Berbeda pada saat keadaan botol
berlabel, sinar
laser
tidak akan menembus
botol. Sehingga photodioda
tidak terkena cahaya, mengakibatkan arus bocor yang kecil dan tegangan keluaran
besar.
Tegangan
keluaran dibaca dengan ADC pada arduino dan dibandingkan dengan suatu nilai
referensi, dan hasilnya sebagai indikasi apakah botol berlabel atau tidak
berlabel.
2.4.
Motor Servo
Motor Servo merupakan
salah satu jenis aktuator putar yang menggunakan Motor DC
sebagai penggerak dan dilengkapi susunan gear dan rangkaian kendali
posisi
didalamnya.
Ada 2 jenis motor servo,
yaitu:
1.
Motor servo standar (standart)
bergerak dalam jangkauan sudut 180 derajat.
2.
Motor servo kontinyu (continunous)
bergerak dalam jangkauan putar 360 derajat.
Gambar 12. Bentuk
fisik motor servo
Untuk
menggerakan motor
servo, dilakukan dengan memberi pulsa dengan periode 20 ms (milidetik)
dan lama pulsa “tinggi” antara 1 ms sampai dengan 2 ms. Contoh:
Gambar 13. sinyal kendali servo
-
Pulsa 1,5 ms,
akan menggerakan
servo ke posisi tengah (netral).
-
Pulsa 2 ms,
akan memutar
motor servo ke kanan.
Penggunaan motor servo
dalam rangkaian yaitu alat ini menggunakan
motor servo standar dengan lingkup gerak 180 derajat. Dikarenakan tuas pendorong botol harus
berhenti pada posisi sudut tertentu (sesuai dengan yang
diinginkan). Mengingat motor servo kontinyu hanya
dapat berputar ke kiri,
berhenti, dan berputar ke kanan namun tidak dapat
berhenti pada posisi yang ditentukan.
2.5. Limit Switch
Limit switch adalah suatu alat
yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik pada suatu
rangkaian, berdasarkan struktur mekanik dari limit switch itu
sendiri. Limit switch memiliki tiga buah terminal,
yaitu: central terminal, normally close (NC) terminal, dan normally
open (NO) terminal. Sesuai dengan namanya, limit switch digunakan
untuk membatasi kerja dari suatu alat yang sedang beroperasi. Terminal NC, NO,
dan central dapat digunakan
untuk memutuskan aliran listrik pada suatu rangkaian atau sebaliknya.
Gambar 14. Bentuk fisik
limit switch
Perbedaan limit switch dengan
switch secara mekanik yaitu pada limit switch terdapat
pegas dan tuas.
Apabila tuas ditekan/tertekan, kontak COM-NO akan terhubung.
Gambar 15. Konstruksi
dan simbol limit switch
Penggunaan
limit switch dalam rangkaian yaitu sebagai berikut :
Pada alat ini digunakan untuk mengetahui apakah ada
botol yang diletakkan atau tidak. Konfigurasi rangkaian “aktif rendah” dan menggunakan resistor pull up internal.
1. Pada saat keadaan tidak ada botol
Gambar 16. keadaan tidak ada botol
Pada saat tidak ada botol limit switch
tidak tertekan,
sehingga menyebabkan arus dari Vcc menuju port melalui R Pull Up dan pin D9 berlogika “1” (tidak ada botol).
2. Pada saat keadaan ada botol
Gambar 17. keadaan ada botol
Pada saat ada botol limit
switch
tertekan, sehingga menyebabkan
arus dari Vcc melalui R Pull Up akan diteruskan menuju Ground dan pin D9 berlogika “0” (ada botol).
2.6. Push Button (Tactile
Switch)
Gambar 18. Bentuk fisik
push button (tactile switch)
Hanya terdapat 1 atau 2 pasang kaki yang berfungsi sama halnya
seperti kaki COM dan NO pada saklar/switch pada umumnya.
Penggunaan push button dalam rangkaian yaitu sebagai berikut :
Pada alat ini digunakan untuk mengetahui apakah
tombol reset ditekan atau
tidak. Konfigurasi rangkaian “aktif rendah” dan menggunakan resistor pull up internal.
1.
Tombol reset tidak ditekan
Gambar 19. keadaan tombol reset tidak ditekan
Pada saat tombol reset tidak ditekan arus dari Vcc menuju port melalui R Pull Up,
mengakibatkan pin D9 berlogika “1” (jumlah tidak di reset).
2.
Tombol reset ditekan
Gambar 20. keadaan tombol reset ditekan
Pada saat tombol reset ditekan arus dari Vcc melalui R Pull Up diteruskan menuju Ground,
mengakibatkan pin D9 berlogika “0” (jumlah di reset).
2.7. Penampil Karakter LCD
16x2
LCD (Liquid Crystal Display) adalah sebuah komponen
elektronika yang berfungsi untuk menampilkan informasi berupa gambar atau tulisan pada media tampil yang umumnya terbuat dari
kaca.
Bahan yang digunakan untuk menampilkan informasi
tersebut adalah kristal cair, yang dapat dipengaruhi arus listrik. Pada LCD umumnya
terdapat rangkaian elektronik yang berfungsi untuk menyimpan data sementara
yang akan ditampilkan, dan juga untuk mengaktifkan kristal cair tersebut.
Gambar 21. Bentuk
fisik LCD
Penggunaan LCD dalam rangkaian :
Pada alat ini digunakan untuk menampilkan pesan awal, dan informasi jumlah botol berlabel dan tidak berlabel yang
terhitung.
Gambar 21. Tampilan Pesan Awal
Gambar 22. Tampilan Pesan Awal
III.
Metode
Penelitian
1. Persiapan
Melakukan penelitian dan studi kasus mengenai
masalah terkait.
2. Perencanaan
Konseptual
Merancang konsep yang akan dikembangkan dan
mulai menyusun diagram blok dari gambaran cara kerja alat yang akan dibuat.
3. Perancangan
Sistem
Metode ini terdiri dari perancangan hardware dan software. Perancangan hardware
dimulai dari menentukan komponen yang diperlukan melalui hitungan. Kemudian pembuatan skematik rangkaian melalui software eagle. Perancangan software dilakukan dengan merancang flow chart, serta algoritma program.
4. Pembuatan Alat
Dimulai dengan pembuatan rangkaian
di PCB kemudian pembuatan program.
5.
Pengujian
Alat
Memastikan bahwa alat bekerja dengan respon
sesuai yang diinginkan.
6. Analisa
Hasil Pengujian
Hasil dari pengujian alat dianalisa dan
dibandingkan dengan rencana dan tujuan awal penelitian. Apabila terjadi error maka dicari penyebab serta menjari
solusi yang paling efektif agar alat dapat bekerja dengan lebih baik lagi.
7.
Penyajian Alat
Penyajian
alat pada para penguji dan pembuatan laporan hasilnya.
Gambar 23. Skema rangkaian keseluruhan
Gambar 24. Skema rangkaian catu daya
4.2.
Diagram Pengawatan
-
Pengawatan Dalam
Gambar 25. Diagram pengawatan dalam
-
Pengawatan Luar
Gambar 26. Diagram pengawatan Luar
V.
Cara kerja alat secara keseluruhan
Alat ini berfungsi untuk menyeleksi botol berlabel dan tidak
berlabel. Ketika botol diletakkan diatas limit switch, laser bekerja. Apabila
photodioda menerima banyak cahaya, berarti botol tersebut tidak berlabel.
Kemudian motor servo akan menggerakkan botol ke kiri. Dan jumlah botol ini akan
ditampilkan pada LCD. Begitu pula sebaliknya, apabila phodioda menerima sedikit
cahaya, ini mengindikasikan bahwa botol tersebut berlabel. Sehingga motor servo
akan menggerakkan botol ke kanan. Sesuai dengan program yang telah dibuat.
Setelah itu motor servo akan kembali ke tengah. Kemudian ditampilkan jumlah
botol yang telah terseleksi akan ditampilkan di LCD. Pada alat ini juga
terdapat tombol reset yang berfungsi untuk mereset jumlah botol berlabel dan
tidak berlabel yang ditampilkan di LCD. Selain itu apabila listrik padam,
ketika dinyalakan lagi alat ini akan tetap menyimpan jumlah botol berlabel dan
tidak berlabel yang telah diseleksi sesuai dengan jumlah awal sebelum listrik
padam.
VI.
Diagram Alir dan Diagram Blok
Gambar 27. Diagram alir sistem
Gambar 28. Blok diagram sistem
VII.
Hasil
Pengujian
Setelah
dilakukan pengujian alat ini dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
perencanaan awal. Ketika limit switch mendeteksi ada botol, kemudian photodioda
menerima banyak cahaya, mengindikasikan botol tidak berlabel maka motor servo
akan menggerakkan botol ini ke kiri, kemudian motor servo kembali ke tengah. Jumlah
botol tidak berlabel akan ditampilkan di LCD. Kemudian apabila ketika limit
switch mendeteksi adanya botol, dan photodioda menerima sedikit cahaya. Hal ini
mengindikasikan botol berlabel, sehingga motor servo akan menggerakkan botol ke
kanan kemudian kembali ke tengah. Dan jumlah botol berlabel akan ditampilkan di
LCD. Ketika ingin mereset jumlah botol yaitu dengan menekan tombol reset yang
ada pada alat ini, maka jumlah botol berlabel maupun tidak berlabel akan
kembali ke 0 semua. Kemudian apabila sumber listrik dimatikan, ketika dihidupkan
kembali maka jumlah botol yang ditampilkan di LCD akan tetap jumlahnya seperti
sebelum sumber listrik dimatikan.
Gambar 29. Tabel Masukan Luaran
Gambar 30. Tampak depan
Gambar 31. Tampilan atas
Gambar 32. Tampak samping
VIII.
Kesimpulan
Setelah dilakukan perancangan, pembuatan,
serta pengujian dan analisis ,dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Photodioda
mendeteksi botol berlabel dan tidak berlabel yaitu apabila photodioda menerima
banyak cahaya dari laser ini mengindikasikan bahwa botol yang diletakkan di
limit switch tersebut tidak berlabel tetapi apabila photodioda menerima sedikit
cahaya dari laser, maka hal ini dapat mengindikasikan bahwa botol yang
diletakkan di limit switch tersebut berlabel.
2.
Pada saat alat
padam atau tidak ada arus listrik alat ini menyimpan jumlah botol yang telah
diseleksi di EEPROM. Jadi, ketika dinyalakan kembali jumlah botol yang telah
diseleksi akan sama seperti sebelum listrik padam atau tidak ada arus listrik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tutorkeren. (2016). Motorservo. [Online]. Tersedia: https://tutorkeren.com/artikel/tutorial-lengkap-mengontrol-motor-servo-dengan-arduino.htm [11 Oktober 2016]
[2] Kelas Mikrokontrol. (2016). Bahasa pemograman Arduino
[Online] Tersedia: http://www.kelas-mikrokontrol.com/e-learning/mikrokontroler/bahasa-pemrograman-arduino.html [12 Oktober 2016]
[3] Push Button. (2016).
Pengertian push button. http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-push-button-switch-saklar-tombol-tekan/ [12 Oktober 2016]
FERYAN
ROMADHON
Penulis dilahirkan di Boyolali, tanggal 27 Februari 1993. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD N 1 Gumukrejo, SMP N 1 Banyudono, dan SMK N 2 Surakarta. Tahun 2011 penulis
menyelesaikan pendidikannya di STM, Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi
mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di
kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik
Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.14.2.05 Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa via
email: feryan.romadhon@gmail.com
ISTIKA ISNA
DAMAYANTI
Penulis dilahirkan di Sukoharjo, tanggal 3 Januari 1997. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Langenharjo 1, SMP N 1 Sukoharjo, dan SMA N 1 Sukoharjo. Tahun 2014 penulis
menyelesaikan pendidikannya di SMA. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan
diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri
Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.14.2.09 Apabila ada kritik,
saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa via email: istikaisna09@gmail.com
TAUFIQ
MIFTAKHUL HUDA
Penulis dilahirkan di Semarang, tanggal 4 Januari 1996. Penulis telah
menempuh pendidikan formal di SD Negeri Perumnas Banyumanik, SMP Eka Sakti Semarang, dan SMK Hidayah Semarang. Tahun 2014 penulis menyelesaikan pendidikannya di
SMK, Pada tahun
2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi
mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines)
dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar
dengan NIM. 3.32.14.2.19 Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa
via email: taufiqmiftakhulhuda@gmail.com
Nama pengajar Samuel BETA. Beliau mengajar di program studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang. Email : sambetak2@gmail.com
Nama pengajar Samuel BETA. Beliau mengajar di program studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang. Email : sambetak2@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Kritik dan Saran Anda. Karena Kritik dan Saran Anda Akan Sangat Membantu Kami dalam Memperbaiki Diri