CARI SESUATU ?

Kamis, 22 Desember 2016

Penjejak Cahaya

Penjejak Cahaya


Budi Suprianto1 ; Ndaru Ratyanto2 ; Ridwan Adhi PratamaSamuel Beta 
e-mail : budisuprianto13@yahoo.co.id1; ratyanto@gmail.com2; ridprata@gmail.com 3

Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang
Jln. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275.
Telp. (024)7473417, Website : www.polines.ac.id, email : sekretariat@polines.ac.id

Abstrak –  Penjejak cahaya adalah alat yang berfungsi sebagai pengendali sistem penjejak cahaya atau sinar matahari untuk memperoleh intensitas sinar matahari dengan maksimal. Tujuan dari sistem penjejakan ini adalah untuk menempatkan penampang agar selalu dalam posisi menghadap keatas ke arah sinar matahari, sehingga jika ditempatkan sel surya diatasnya, energi listrik yang dihasilkan menjadi maksimal. Untuk mencari arah datangnya sinar matahari, digunakan Phototransistor yang memberikan informasi besar intensitas cahaya yang diterima masing-masing sensor. Penjejak matahari pada proyek kali ini menggunakan Arduino UNO dan sebagai mikrokontrolernya. Motor DC digunakan untuk menggerakkan landasan putar berdasarkan intensitas cahaya matahari yang diterima oleh sensor.
Kata kunci: Arduino Uno, Photodioda, Motor DC.

Abstract – Light Tracker is a tool that serves as a tracer system controller light or sunlight to obtain the maximum intensity of sunlight. The purpose of this tracking system is to put the cross-section in order to always be in a position facing upwards toward the sun, which, if placed on top of solar cells, electrical energy generated is maximized. To search direction of the sun, which provides information used Phototransistor greater the intensity of light received by each sensor. Solar tracker on the project this time using Arduino UNO and as mikrokontrolernya. DC motors used to drive the rotary foundation based on the intensity of sunlight received by the sensor.
Keywords: Arduino Uno, Photodioda, DC motors.

.
A.       Latar Belakang
Pada era modern sekarang ini kemajuan teknologi sudah berkembang sangat pesat, sehingga manusia dapat meringankan pekerjaannya dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang dan semakin maju. Salah satunya dengan memanfaatkan energi matahari. Matahari merupakan pusat dari tata surya. Sinar matahari yang dipancarkan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia, salah satunya menghasilkan energi listrik.  Sebagai sumber dari cahaya, energi yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk menrangi cahaya di malam hari. Energi listrik yang berasal dari bantuan matahari ini tentunya lebih ramah lingkungan. Tak hanya itu saja, matahari juga termasuk energi terbarukan yang ketersediaannya tidak terbatas. Jika kita melihat Fakta pada saat ini  bahwa cadangan energi semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui lagi sehingga menimbulkan persoalan pemenuhan energi bagi manusia.
Dari permasalahan diatas kita dapat memanfaatkan energy matahari dengan maksimal, salah satunya dengan penjejak matahari. Penjejak matahari dapat mengikuti pergerakan sinar matahari dari pagi sampai sore hari agar jumlah sinar yang diperoleh maksimal, sehingga energy yang dipancarkan dapat dimanfaatkan. Penjejak matahari dapat dikombinasikan dengan panel surya yang nantinya dapat dimanfaatkan menjadi eneri alternative.

B.        Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis menemukan beberapa permasalahan yang ada, yaitu:
1.      Bagaimana merancang dan membuat suatu sistem penjejak matahari yang mampu mengikuti gerakan matahari.?
2.      Bagaimana merancang dan merealisasikan sensor yang dapat mendeteksi keberadaan/posisi matahari?

C.       Tujuan
Tujuan pembuatan alat ini antara lain :
1.      Membuat penjejak sinar matahari dengan menggunakan motor DC serta dapat merancang sensor yang mampu membaca sinar matahari
2.      Mengetahui kerja alat penjejak matahari.

D.       Batasan Masalah
Dalam pembuatan alat ini penulis akan membuat batasan permasalahan agar tidak menyimpang dari spesifikasi dan kemampuan alat yang akan buat. Pembatasan masalah tersebut adalah :
1.      Alat ini dapat berputar 360 derajat tetapi tidak kontinyu.
2.      Sensor matahari menggunakan phototransistor.

E.        Dasar Teori
1.      Arduino Uno
Menurut Djuandi (2011), Arduino merupakan sebuah platform physical computing yang bersifat open source. Arduino adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan integrated development environment (IDE). IDE merupakan software yang digunakan untuk menulis program, mengkompilasi menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memori mikrokontroler.  Mikrokontroler yang digunakan dalam penelitian ini adalah Arduino UNO. Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input/output, dimana 6 pin digunakan sebagai output PWM, 6 pin input analog, 16 MHz resonator keramik, koneksi USB, jack catu daya eksternal, header ICSP, dan tombol reset.




  
Gambar 1. Arduino UNO

2.      Motor DC
Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula seperti pada gambar 2. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor.

 
Gambar 2. Kontruksi motor DC
Konstruksi motor DC pada gambar 2 memiliki 2 bagian dasar,yaitu :
1.      Bagian yang tetap/stasioner yang disebut stator. Stator ini menghasilkan medan magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektro magnet) ataupun magnet permanen.
2.      Bagian yang berputar disebut rotor. Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus listrik mengalir.
Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet  dari kutub utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya Lourentz, arus yang mengalir pada penghantar yang terletak dalam medan magnet akan menimbulkan gaya. Gaya F, timbul tergantung pada arah arus I, dan arah medan magnet B.


3.      LCD (Liquid Crystal Display)
Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf maupun grafik. LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis display elektronik. LCD merupakan media tampil yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidang misalnya alal-alat elektronik seperti televisi, kalkulator dan layar komputer.
Salah satu jenis LCD (Liquid Crystal Display) yang sering dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 16x2. Gambar LCD seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.  Karakteristik yang dimiliki LCD ini adalah sebagai berikut:
1)      Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.
2)      Mempunyai 192 karakter tersimpan.
3)      Terdapat karakter generator terprogram.

4)      Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit. 
5)      Dilengkapi dengan back light. 
 

Gambar 3 Bentuk LCD 16x2

LCD sebagai salah satu jenis display elektronik bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya. LCD memantulkan cahaya yang ada disekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. Spesifikasi kaki LCD 16x2 yaitu:
1)      Pin 1 merupakan Ground.
2)      Pin 2 merupakan VCC.
3)      Pin 3 merupakan pengatur kontras.
4)      Pin 4 merupakan RS (Register Select) instruction.
5)      Pin 5 merupakan R/W (Read/Write) LCD              register.
6)      Pin 6 merupakan EN (Enable).
7)      Pin 7-14 merupakan I/O (Input/Output) data.
8)      Pin 15 merupakan VCC.
9)      Pin 16 merupakan Ground

4.      Photo transistor

Photo transistor adalah suatu jenis transistor NPN yang kaki terminal basisnya diganti dengan sebuah lapisan transparan untuk menerima cahaya dari transmitter. Jadi kaki terminal basis tidak menerima arus melainkan menerima cahaya yang dibiaskan padanya. 
Phototransistor memiliki sifat yang sama dengan transistor bipolar NPN yaitu dapat digunakan dalam dua konfigurasi common-emiter dan common collector


Gambar 4. Gambar phototransistor

Apabila dibandingkan dengan photo diode, photo transistor lebih sensitif, memiliki noise yang lebih sedikit, dan memiliki gain yang lebih besar. Tetapi memilki frekuensi respon yang lebih lambat dan lebih mudah panas.
Photo transistor dapat digunakan dalam dua pilihan mode yaitu:
1.      Mode aktif / linier : dalam mode aktif, keluaran dari photo transistor sesuai dengan intensitas cahaya yang dibiaskan kepadanya.

2.      Mode switch : dalam mode switch, photo transistor akan saturasi pada saat menerima sinar infrared dan cut off pada saat tidak menerima sinar infrared.

1.                5.          Potensiometer
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat. Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai transduser, misalnya sebagai sensor joystick.
 

Gambar 5.  Potensiometer

Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih dari 1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf isyarat analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai pengendali masukan untuk sirkuit elektronik. Sebagai contoh, sebuah peredup lampu menggunakan potensiometer untuk menendalikan pensakelaran sebuah TRIAC, jadi secara tidak langsung mengendalikan kecerahan lampu.
Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume kadang-kadang dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga potensiometer membuka sakelar saat penyapu berada pada posisi terendah.

F.     Metode Penelitian
           1.      Persiapan
            Melakukan penelitian dan studi kasus mengenai masalah terkait.
           2.      Perencanaan Konseptual
Merancang konsep yang akan dikembangkan dan mulai menyusun diagram blok dari      gambaran cara kerja alat yang akan dibuat.
          3.      Perancangan Sistem
          Metode ini terdiri dari perancangan hardware dan software. Perancangan hardware dimulai       dari menentukan komponen yang diperlukan melalui hitungan, kemudian pembuatan skematik rangkaian melalui software proteus. Perancangan software dilakukan dengan merancang flow cart, serta algoritma program.
4.      Pembuatan Alat
Dimulai dengan pembuatan mekanik, layout sampe pemasangan komponen, pemasangan motor DC, landasan putar dan pemrograman mikrokontroller.
5.      Pengujian Alat
Memastikan bahwa alat bekerja dengan respon sesuai yang diinginkan, dan untuk mengetahui apakah masih ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam sistem.
            6.      Analisa Hasil Pengujian
Hasil dari pengujian alat dianalisa dan dibandingkan dengan rencana dan tujuan awal penelitian. Apa bila terjadi error maka dicari penyebab serta menjari solusi yang paling efektif agar alat dapat bekerja dengan lebih baik lagi.
            7.      Penyajian Alat
Penyajian alat pada para penguji dan pembuatan laporan hasilnya.
G.    Hasil Rancangan
           1.      Gambar Rangkaian


           2.      Gambar Perkawatan


 3.      Diagram Blok



4.      Cara Kerja Alat Secara Keseluruhan
Alat dapat menentukan posisi dimana cahaya terkuat yang dia terima. Pembacaan intensitas cahaya menggunakan transistorphoto akan merespon cahaya infrared, misal : pancaran cahaya matahari dan api. Sedangkan, cahaya tampak tidak akan direnspon dengan baik oleh phototransistor. Alat akan mulai bekerja saat tombol ditekan, sensor akan memulai pemindaian dari titik nol derajat. Jika posisi sensor tidak berada pada posisi nol, maka secara otomatis sensor akan menuju posisi nol dan memulai pemindaian.  Saat proses memindai, sensor akan berputar dari kanan ke kiri hingga sudut 360 derajat dan menyimpan data pembacaan sensor ke dalam memori . Setelah seselai memindai,  data yang tersimpan diolah untuk didapatkan data serta posisi cahaya terkuat yang terbaca. Kemudian alat akan berputar ke kanan menuju ke posisi cahya terkuat yang ditetima. Display LCD  Alat akan memindai kembali saat tombol ditekan.

           5.      Diagram Alir
 


        6.     






 



















Hasil Pengujian


Setelah beberapa kali pengujian, alat dapat bekerja dengan baik. Alat dapat membaca posisi cahaya, menentukan posisi terkuat, menampilkan hasil perhitungan, serta dapat bergerak menuju posisi tersebut dengan presisi. kemudian dalam mekanik diperlukan gearbox agar landasan putar dapat bergerak dengan lancer.

H.    Kesimpulan
Setelah dilakukan perancangan, pembuatan, serta pengujian dan analisis ,dapat diambil kesimpulan bahwa Alat ini masih kurang baik dalam segi mekanik, penggunaan karet untuk media penggerak rotor masih memiliki kendala dimana alat masih sering selip sehingga rotor tidak dapat berputar dengan baik. Pemindaian cahaya hanya dapat dilakukan jika tombol ditekan.

I.       Saran
Untuk pengembangan, alat dapat ditambahi gear agar putaran rotor dapat lebih stabil dan tidak selip. Penggunaan sensor dapat dibuat horisontal dan lebih banyak sensor agar dapat membaca cahaya dengan lebih baik. Alur program juga dapat dibuat kontinyu, sehingga dapat mempermudah penggunaan alat.

     Jurnal        : download disini
     Laporan    : download disini
     PPT          : download disini
     Program   : download disini


DAFTAR PUSTAKA


 Nama penulis Budi Suprianto. Penulis dilahirkan di Purbalingga, tanggal 24 April 1995. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri 1 Bajong, SMP Negeri 2 Bukateja dan SMA Negeri 1 Bukateja, Purbalingga. Pada tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.03. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via email: budisuprianto13@yahoo.co.id


Nama penulis Ndaru Ratyanto. Penulis dilahirkan di Semarang, tanggal 17 Desember 1995. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDN Plamongan Sari 02, SMPN 34 Semarang, dan SMKN 4 Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMK. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.13. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via email: ratyanto@gmail.com.


Nama penulis Ridwan Adhi Pratama. Penulis dilahirkan di Boyolali, tanggal 4 Juli 1996. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Kopen 1, SMPN 1 Teras, dan SMK Negeri 2 Surakarta. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.16. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via email: ridprata@gmail.com


Nama pengajar Samuel BETA. Beliau mengajar di program studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang. Email : sambetak2@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berikan Kritik dan Saran Anda. Karena Kritik dan Saran Anda Akan Sangat Membantu Kami dalam Memperbaiki Diri