PEMISAH JALUR KENDARAAN BERDASARKAN KETINGGIAN
Gusti Bagas Adam S1, Hawin Musyafa2, Yustisia Aswin Hapsari3, Yusuf Dwi Saputra4.
Pengampu : Dr. Samuel BETA,Ing.Tech.,M.T.
Prodi Eletronika Jurusan Elektro Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275
E-mail : sambetak2@gmail.com, gustishadow@gmail.com1 , hawinmusyafa@gmail.com2, yusufdwisaputra66@gmail.com3,yustisiaaswin@ymail.com4
Pengampu : Dr. Samuel BETA,Ing.Tech.,M.T.
Abstract— This vehicle route detection system makes sure that a vehicle can go
through a route that’s suitable for its height. In this case the vehicle such
as bus, truck, and some cargo carrier are the example, those vehicles are prone
to getting stuck in a tunnel and flyover since there are many tunnels and
flyover in a big city. This device is a prototype in a form of a plank which
function as gateway, it closes one route that can’t be passed by a truck and
opens the other that can be passed. This opening and closing mechanism are
controlled by servo motor and Arduino Uno, with the input from ultrasonic
sensor / HC SR-04 to detect a vehiccle height and infrared sensor to decide
when the ultrasonic sensor must be activated in order to detect a vehicle
height. If a vehicle exceeds the height standard then buzzer will be activated
as a warning signal.
Keywords— Arduino
Uno, Ultrasonic sensor/ HC SR-04, Infra red, Motor Servo, Buzzer
Intisari
— Sistem penyeleksi jalur kendaaran
ini bekerja agar pengendara dapat melewati jalan yang sesuai dengan
ketinggiannya. Dalam hal ini kendaraan tersebut adalah bus, truck maupun mobil
box, yang tinggi dan membawa muatan karena pada umumnya di kota-kota besar
banyak terdapat flyover maupun terowongan yang memiliki batas ketinggian
tertentu sehingga tidak jarang kendaran tersebut terjebak atau tersangkut. Alat
ini merupakan rancang bangun berbentuk palang yang menutup salah satu dari dua
jalur yang tidak dapat dilalui truk, dan membuka untuk jalur yang dapat
dilalui. Membuka dan menutupnya palang pintu digerakkan oleh motor servo yang
dikendalikan dengan arduino uno serta masukannya adalah sensor ultrasonik/HC SR-04 yang mendeteksi
ketinggian kendaraan, dan Infra red sebagai detektor untuk kapan sensor
ultrasonik bekerja mendeteksi ketinggian kendaraan. Jika terdapat kendaraan
yang melebihi batas ketinggian maka akan ada buzzer yang berbunyi sebagai
peringatan.
Kata
kunci : Arduino Uno, Sensor Jarak Ultrasonik/ HC SR-04, Infra
red, Motor Servo, Buzzer
1.1 Latar Belakang
Terdapat
banyak flyover dibangun di kota besar untuk menambah lajur kendaraan atau
mengurangi kemacetan, tetapi hal tersebut berdampak pada jalan di bawah flyover
yang memiliki ketinggian terbatas untuk dilewati truck-truck besar pembawa
muatan, oleh karena itu perlu ada pengalihan jalur agar truk dapat lewat pada
jalan yang sesuai dengan ketinggiannya. Sehingga truck tidak terjebak pada
jalur yang akan membuatnya tersangkut dan memperparah kemacetan. Alat ini
dibuat dalam bentuk prototipe untuk mengatasi hal tersebut, dengan menggunakan
system penyeleksi jalur berdasarkan ketinggian kendaraan, dengan masukan berupa
sensor ultrasonik untuk mendeteksi tinggi kendaraan dan sensor infrasonic untuk
mendeteksi adanya kendaraan dan menentukan kapan sensor ultrasonik akan
bekerja. Kendali menggunakan Arduino Uno dan keluarannya berupa system membuka
dan menutup palang pintu menggunakan motor servo. Palang pintu akan membuka
pada jalan yang sesuai dengan tinggi kendaraan dan akan menutup jalur yang
tidak sesuai dengan tinggi kendaraan. Jika ketinggian kendaraan lebih dari
batas yang ditentukan maka buzzer akan berbunyi sebagai tanda peringatan.
1.2 Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
- Bagaimana
membuat prototype Alat Penyeleksi Jalur Kendaraan menggunakan Arduino Uno?
- Bagaimana agar alat dapat mendeteksi
ketinggian kendaraan dan mengambil data ketinggian yang paling besar
sebagai data masukan?
- Bagaimana agar motor servo bekerja membuka
dan menutup jalur yang sesuai dengan ketinggian truk?
1.3 Ruang Lingkup
Berdasarkan rumusan masalah diatas, agar pembahasan terfokus pada perumusan
masalah yang akan dibahas pada alat ini sebagai berikut :
- Alat Pemisah Jalur Kendaraan berdasarkan Ketinggian dibuat dalam
bentuk prototipe.
- HC-SR 04 adalah sensor ultrasonik sebagai
pendeteksi ketinggian kendaraan.
- Sensor infra red dan photodioda digunakan
untuk mendeteksi objek.
1.4 Tujuan
Tujuan dari
pembuatan alat ini adalah merancang dan membuat sistem kerja pemisah jalur
kendaraan menggunakan komponen - komponen masukan dan luaran yang dikendalikan dengan
mikrokontroler agar dapat bekerja sesuai dengan harapan.
II.METODOLOGI
2.1 Studi
Pustaka
2.1.1
Arduino Uno
Arduino merupakan modul atau kit mikrokontroler yang bersifat sumber
terbuka baik piranti keras maupun piranti lunaknya. Pengertian awam, Arduino
merupakan komputer kecil yang dapat di program untuk memproses masukan dan
luaran antara modul itu sendiri dengan komponen eksternal yang dihubungkan
dengannya. Arduino memiliki kompilator program tersendiri menggunakan bahasa
C++ yang dilengkapi dengan program pustaka yang memudahkan para pengguna untuk
merancang suatu program. Perangkat kerasnya terdiri dari pengendali yang
memiliki desain sederhana dengan Atmel AVR sebagai pengolah utama dan pintu
masukan serta luaran yang langsung terpasang pada papan utamanya.
Beberapa macam jenis Arduino dijual dipasaran, salah satunya Arduino Uno dengan
tipe terbaru yaitu Arduino Uno R3. Modul ini memiliki 14 pin masukan/luaran
(yang mana 6 dapat digunakan sebagai PWM output), 6 analog input, keramik
resonator 16MHz, koneksi USB, power jack, header ICSP, dan tombol reset, memuat
semua yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler. Arduino R3 dapat
dihubungkan langsung ke komputer dengan kabel USB atau dengan mencatu dengan
catu daya.
Gambar 1 Arduino Uno
Gambar
2 Modul Sensor HC SR-04.
Sensor HC SR-04 merupakan salah
satu sensor yang digunakan untuk mendeteksi jarak. Berbeda dengan sensor jarak
yang menggunakan inframerah, pada sensor HC SR-04 menggunakan sebuah gelombang
ultrasonik sebagai pendeteksinya. Memanfaatkan pancaran gelombang ultrasonik
dengan frekuensi 40Hz dengan bentuk gelombang cincin yang akan membentuk sudut
15° dari pusat pancaran yang kemudian ditangkap kembali untuk diproses guna
mengetahui jarak yang dideteksi.
2.1.3 Infra red
2.1.3 Infra red
Sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan
infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara receiver dan
transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan
terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak
dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau manfaat dari sistem ini dalam
penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan,
otomatisasi pada sistem. Pemancar pada sistem ini tediri atas sebuah LED infra
merah yang dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk
dikirimkan melalui sinar infra merah, sedangkan pada bagian penerima biasanya
terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk
menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.
Gambar 5
LED Inframerah.
LED
Infra Merah adalah suatu bahan semikonduktor yang memancarkan cahaya
monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Pengembangan LED
dimulai dengan alat inframerah dibuat dengan galliumarsenide. Cahaya infra
merah pada dasarnya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang
lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang
radio, dengan kata lain inframerah merupakan warna dari cahaya tampak dengan
gelombang terpanjang, yaitu sekitar 700 nm sampai 1 mm.
2.1.4
Photo
transistor
Photo
Transistor adalah Transistor yang dapat mengubah energi cahaya menjadi listrik
dan memiliki penguat (gain) Internal. Penguat Internal yang terintegrasi ini
menjadikan sensitivitas atau kepekaan Photo Transistor terhadap cahaya jauh
lebih baik dari komponen pendeteksi cahaya lainnya seperti Photo Diode ataupun
Photo Resistor. Cahaya yang diterima oleh Photo Transistor akan menimbulkan
arus pada daerah basis-nya dan menghasilkan penguatan arus hingga ratusan kali
bahkan beberapa ribu kali. Photo Transistor juga merupakan komponen
elektronika yang digolongkan sebagai Transduser.
Gambar 4 Photo
transistor.
Phototransistor digunakan sebagai receiver
gelombang cahaya yang dipancarkan oleh Infrared. Besarnya tegangan atau arus
listrik yang dihasilkan oleh photo transistor tergantung besar kecilnya radiasi
yang dipancarkan oleh infrared.
2.1.5
Motor
Servo
Gambar 6 pulsa mikroservo
Motor servo adalah sebuah motor DC yang
dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem closed feedback yang terintegrasi dalam
motor tersebut. Pada motor servo posisi putaran sumbu (axis) dari motor akan
diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo.
Contoh Motor Servo motor servo,teori motor servo,definisi motor servo,bentuk
motor servo,dasar teori motor servo,pengertian motor servo,analisa motor servo.
Motor servo disusun dari sebuah motor DC,
gearbox, variabel resistor (VR) atau potensiometer dan rangkaian kontrol.
Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas maksimum putaran sumbu (axis)
motor servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar
pulsa yang pada pin kontrol motor servo.
Jenis Motor Servo Motor
Servo Standar 180°
Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua
arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga
total defleksi sudut dari kanan – tengah – kiri adalah 180°.
Motor Servo Continuous
Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah
(CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara
kontinyu).
Pulsa Kontrol Motor Servo Operasional
motor
servo dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar ± 20 ms, dimana lebar pulsa antara
0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum. Apabila motor servo
diberikan pulsa dengan besar 1.5 ms mencapai gerakan 90°, maka bila kita
berikan pulsa kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0° dan bila kita berikan
pulsa lebih dari 1.5 ms maka posisi mendekati 180°.
Motor
Servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin kontrolnya diberikan sinyal
PWM dengan frekuensi 50 Hz. Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz
tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan
berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0°/ netral). Pada saat Ton duty cycle
dari sinyal yang diberikan kurang dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar ke
berlawanan arah jarum jam (Counter Clock wise, CCW) dengan membentuk sudut yang
besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan diposisi
tersebut. Dan sebaliknya, jika Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih
dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar searah jarum jam (Clock Wise, CW) dengan
membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya Ton duty cycle, dan bertahan
diposisi tersebut.
Servo
yang digunakan untuk alat ini adalah micro servo dengan spesifikasi di bawah
ini :
Servo Towerpro SG90
Dimension: 22mm x 11.5mm x 22.5mm
Net Weight: 9 grams
Operating speed: 0.12second/ 60degree ( 4.8V no load)
Stall Torque (4.8V): 17.5oz /in (1kg/cm)
Temperature range: -30 to +60
Dead band width: 7usec
Operating voltage: 3.0V~7.2V
2.1.6
Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen
elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran
suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi
buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi
akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas
magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan
akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar
yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa
proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
Gambar 7 buzzer.
2.2 Diagram
Blok
Diagram blok sistem dirancang untuk dapat
mengetahui prinsip kerja keseluruhan sistem ataupun rangkaian. Tujuan lainnya
adalah memudahkan proses perancangan dan pembuatan pada masing-masing bagian,
sehingga dapat dibuat sistem sesuai dengan yang diinginkan. Berikut adalah
diagram blok alat yang ditunjukkan pada gambar 7
Gambar 8. Diagram blok sistem
·
Phototransistor
dan infra red digunakan sebagai masukan untuk mendeteksi ada tidaknya kendaraan
yang melewati pintu masuk.
·
HC SR04
digunakan sebagai masukan untuk mengukur tinggi maksimal kendaraan yang
melewati pintu atau gerbang masuk.
·
Arduino
uno sebagai kendali algoritma untuk mengolah data masukan.
·
Motor
servo digunakan sebagai luaran untuk menggerakkan palang.
·
Buzzer
digunakan sebagai luaran untuk tanda atau peritan jika kendaraan yang lewat
memiliki tinggi yang melebihi batas yang ditentukan.
·
Input
tegangan adalah tegangan dari supply yang diberikan agar alat dapat bekerja.
2.3 Prinsip
kerja alat
Alat ini berbentuk prototipe untuk memilah
kendaraan berdasarkan ketinggian. Kendaraan akan melewati sebuah pintu masuk
yang di atasnya dipasang sensor ultrasonik untuk mendeteksi ketinggian maksimal
dari kendaraan tersebut. Kemudian terdapat sensor phototransistor dan infra red
untuk menentukan kapan sensor ultrasonik bekerja, karena sensor ultrasonik
hanya mendeteksi ketinggian ketika ada kendaraan di bawahnya. Ketika tinggi
kendaraan melebihi batas yang ditentukan, dalam hal ini ditentukan batasnya
adalah 7 cm maka palang di depannya akan membuka ke kiri dan buzzer berbunyi
selama 2,5 detik sebagai peringatan kemudian jika kendaraan kurang dari 7 cm
meka alang akan membuka kekanan.
2.4 Perancangan
Perangkat keras
Membuat rancangan perangkat keras meliputi
pembuatan rangkaian elektronik untuk catu daya dan sistem secara keseluruhan.
Berikut adalah gambar dari rangkaian yang dibuat :
2.4.1 Rangkaian
catudaya
Dalam perancangan perangkat keras ini
menggunakan IC regulator 7805 dan IC 7809 maka dapat dihasilkan tegangan yang
dibutuhkan untuk mengaktifkan komponen yaitu sensor, arduino, dan motor
Gambar
8. Rangkaian catudaya
2.4.2 Rangkaian
alat pemilah kendaraan
Gambar
9. Rangkaian alat pemilah kendaraan
Berikut adalah tabel rincian dari pin yang
digunakan
Pin
|
Fungsi
|
A0
|
Rangkaian phototransistor
|
10
|
Buzzer
|
11
|
Servo
|
12
|
Pantulan (ultrasonik)
|
13
|
Pemicu (ultrasonik)
|
2.5
Perancangan program arduino
Perancangan program arduino digunakan
untuk mengatur kinerja keseluruhan dari sistem yang terdiri dari beberapa
perangkat keras sehingga sistem ini dapat bekerja dengan baik dan untuk
mengolah data masukan agar menghasilkan keluaran yang sesuai dengan yang
dikehendaki. Untuk memberikan gambaran umum jalannya program dan memudahkan
pembuatan perangkat lunak, maka dibuat diagram alir yang menunjukan jalannya
program. Diagram alir program ditunjukan pada gambar dibawah :
Gambar
8. Diagram alir
2.6
Pengawatan
Pada gambar di bawah ini ditunjukkan pengawatan luar maupun dalam box yang
digunakan dalam pembuatan alat
Gambar
9. Pengawatan dalam kotak
Gambar
10. Pengawatan luar kotak
2.7
Pengujian dan analisis
Dalam bab ini membahas pengujian dan
analisis alat yang telah dirancang dari peralatan yang telah dibuat. Pengujian
dilakukan dengan pengukuran tiap-tiap blok dengan tujuan mengamati apakah
blok-blok tersebut bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian ini
dilakukan berdasarkan pada masing-masing rangkaian pendukung secara keseluruhan. Berikut adalah pengujian yang
dilakukan :
a. Pengujian rangkaian
phototransistor
Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah sensor bekerja dengan baik sesuai dengan perencanaan, berikut
adalah hasil pengujian pada sensor phototransistor
Infrared
|
Tegangan Phototransistor
|
Output logika
|
ON
|
0V
|
0 (LOW)
|
OFF
|
5V
|
1 (HIGH)
|
b. Pengujian sensor ultrasonic
Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah sensor ultrasonik memiliki hasil pengukuran yang tidak jauh
berbeda dengan pengukuran secara manual.
Pengukuran acuan (cm)
|
Pengukuran dengan ultrasonik (cm)
|
1,8
|
2
|
2,8
|
3
|
3,0
|
3
|
4,0
|
4
|
5,6
|
5
|
6,2
|
6
|
7,4
|
7
|
8,0
|
8
|
9,2
|
9
|
10,4
|
10
|
c. Pengujian motor
Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah sensor bekerja dengan baik sesuai dengan perencanaan, berikut
adalah hasil pengujian pada kerja motor
Hasil deteksi sensor ultrasonik (cm)
|
Gerak motor
|
1
|
00
|
2
|
00
|
3
|
00
|
4
|
00
|
5
|
00
|
6
|
00
|
7
|
1800
|
8
|
1800
|
9
|
1800
|
10
|
1800
|
III. Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengujian pada alat pemisah kendaraan berdasarkan ketinggian ini dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu:
1. Sensor
phototransistor bekerja dengan baik.
2. Data pengukuran
sensor ultrasonik hampir sama dengan data yang didapat dari pengukuran manual.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arduino Home Page. (2016). Arduino Uno.
[Online]. Tersedia: http://www.arduino.cc/en/Main/arduinoBoardUno [4 Oktober 2016]
[2] Instructable. (2016). HCSR04. [Online]
Tersedia: http://www.instructables.com/id/Simple-Arduino-and-HC-SR04-Example/ [8 Oktober 2016]
[3] Tutorkeren. (2016). Motorservo.
[Online]. Tersedia: https://tutorkeren.com/artikel/tutorial-lengkap-mengontrol-motor-servo-dengan-arduino.htm [11 Oktober 2016]
[4] teknikelektronika.(2016) Phototransistor.
[Online]. Tersedia: http://teknikelektronika.com/pengertian-photo-transistor-prinsip-kerja-phototransistor/ [11 Oktober 2016]
[5] Kelas Mikrokontrol. (2016). Bahasa
pemograman Arduino [Online] Tersedia: http://www.kelas-mikrokontrol.com/e-learning/mikrokontroler/bahasa-pemrograman-arduino.html [12 Oktober 2016]
Gusti Bagas Adam Saputro.
Penulis dilahirkan di Semarang tanggal 21 September 1996. Penulis telah
menempuh pendidikan formal SDN Ngaliyan 03 Semarang, SMPN 18 Semarang, dan SMA
06 Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun
2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3)
Kemudian diterima menjadi
mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines)
dengan Program
Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.08. hobi penulis adalah
mendengarkan lagu dan bermain sepakbola. Penulis beralamat di Perum Pndana
Merdeka No.P-7 Ngaliyan, Semarang. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan
mengenai penelitian ini, bisa menghubungi via email: gustishadow@gmail.com.
Nama penulis: Hawin Musyafa.
Penulis dilahirkan di Pemalang tanggal 7 Maret 1995. Penulis telah menempuh
pendidikan formal TK Pertiwi Wana Mulya Pemalang, SDN 03 Wanamulya Pemalang,
SMPN 04 Pemalang, dan SMKN 07 Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan
pendidikan SMK. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru
diploma (D3)
Kemudian diterima menjadi
mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines)
dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis
terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.07. Penulis memiliki hobi bermain pingpong,
flying fox, snorkling dan jalan-jalan. Penulis beralamat di Dsn.Kemlaten Desa
Wanamulya RT 03 RW 03. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai
penelitian ini, bisa menghubungi via email: hawinmusyafa@gmail.com
Nama penulis: Yustisia Aswin
Hapsari. Penulis dilahirkan di Semarang tanggal 7 Januari 1995. Penulis
telah menempuh pendidikan formal SDN 04 Jomblang Semarang, SMPN 08 Semarang,
dan SMKN 07 Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMK.
Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru.
Kemudian diterima menjadi
mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines)
dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis
terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.20. Penulis memiliki hobi membaca buku dan
menonton film. Penulis beralamat di Jl. Ijen dalam gang V RT 11 RW 10,
Semarang. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini,
bisa menghubungi via email:
Nama penulis: Yusuf Dwi Saputra .
Penulis dilahirkan di Semarang tanggal 20 Desember 1995. Penulis telah menempuh
pendidikan formal SDN 02 Pudak Payung Semarang, SMPN 26 Semarang, dan SMK
Hidayah Banyumanik Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan
SMK. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma.
Kemudian diterima menjadi
mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines)
dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis
terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.21. Penulis memiliki hobi bermain voly. Penulis
beralamat di Jl. Kepodang Timur 03 Pudak Payung Semarang. Apabila ada kritik,
saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi via email: yusufdwisaputra66@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Kritik dan Saran Anda. Karena Kritik dan Saran Anda Akan Sangat Membantu Kami dalam Memperbaiki Diri