CARI SESUATU ?

Rabu, 21 Desember 2016

PEMISAH JALUR KENDARAAN BERDASARKAN KETINGGIAN

PEMISAH JALUR KENDARAAN BERDASARKAN KETINGGIAN

Gusti Bagas Adam S1, Hawin Musyafa2, Yustisia Aswin Hapsari3, Yusuf Dwi Saputra4.
Pengampu : Dr. Samuel BETA,Ing.Tech.,M.T.
Prodi Eletronika Jurusan Elektro Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275


AbstractThis vehicle route detection system makes sure that a vehicle can go through a route that’s suitable for its height. In this case the vehicle such as bus, truck, and some cargo carrier are the example, those vehicles are prone to getting stuck in a tunnel and flyover since there are many tunnels and flyover in a big city. This device is a prototype in a form of a plank which function as gateway, it closes one route that can’t be passed by a truck and opens the other that can be passed. This opening and closing mechanism are controlled by servo motor and Arduino Uno, with the input from ultrasonic sensor / HC SR-04 to detect a vehiccle height and infrared sensor to decide when the ultrasonic sensor must be activated in order to detect a vehicle height. If a vehicle exceeds the height standard then buzzer will be activated as a warning signal.
Keywords Arduino Uno, Ultrasonic sensor/ HC SR-04, Infra red, Motor Servo, Buzzer

Intisari Sistem penyeleksi jalur kendaaran ini bekerja agar pengendara dapat melewati jalan yang sesuai dengan ketinggiannya. Dalam hal ini kendaraan tersebut adalah bus, truck maupun mobil box, yang tinggi dan membawa muatan karena pada umumnya di kota-kota besar banyak terdapat flyover maupun terowongan yang memiliki batas ketinggian tertentu sehingga tidak jarang kendaran tersebut terjebak atau tersangkut. Alat ini merupakan rancang bangun berbentuk palang yang menutup salah satu dari dua jalur yang tidak dapat dilalui truk, dan membuka untuk jalur yang dapat dilalui. Membuka dan menutupnya palang pintu digerakkan oleh motor servo yang dikendalikan dengan arduino uno serta masukannya adalah sensor ultrasonik/HC SR-04 yang mendeteksi ketinggian kendaraan, dan Infra red sebagai detektor untuk kapan sensor ultrasonik bekerja mendeteksi ketinggian kendaraan. Jika terdapat kendaraan yang melebihi batas ketinggian maka akan ada buzzer yang berbunyi sebagai peringatan.
Kata kunci : Arduino Uno, Sensor Jarak Ultrasonik/ HC SR-04, Infra red, Motor Servo, Buzzer

I. PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Terdapat banyak flyover dibangun di kota besar untuk menambah lajur kendaraan atau mengurangi kemacetan, tetapi hal tersebut berdampak pada jalan di bawah flyover yang memiliki ketinggian terbatas untuk dilewati truck-truck besar pembawa muatan, oleh karena itu perlu ada pengalihan jalur agar truk dapat lewat pada jalan yang sesuai dengan ketinggiannya. Sehingga truck tidak terjebak pada jalur yang akan membuatnya tersangkut dan memperparah kemacetan. Alat ini dibuat dalam bentuk prototipe untuk mengatasi hal tersebut, dengan menggunakan system penyeleksi jalur berdasarkan ketinggian kendaraan, dengan masukan berupa sensor ultrasonik untuk mendeteksi tinggi kendaraan dan sensor infrasonic untuk mendeteksi adanya kendaraan dan menentukan kapan sensor ultrasonik akan bekerja. Kendali menggunakan Arduino Uno dan keluarannya berupa system membuka dan menutup palang pintu menggunakan motor servo. Palang pintu akan membuka pada jalan yang sesuai dengan tinggi kendaraan dan akan menutup jalur yang tidak sesuai dengan tinggi kendaraan. Jika ketinggian kendaraan lebih dari batas yang ditentukan maka buzzer akan berbunyi sebagai tanda peringatan.
1.2    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
  1. Bagaimana membuat prototype Alat Penyeleksi Jalur Kendaraan menggunakan Arduino Uno?
  2. Bagaimana agar alat dapat mendeteksi ketinggian kendaraan dan mengambil data ketinggian yang paling besar sebagai data masukan?
  3. Bagaimana agar motor servo bekerja membuka dan menutup jalur yang sesuai dengan ketinggian truk?
1.3   Ruang Lingkup
     Berdasarkan rumusan masalah diatas, agar pembahasan terfokus pada perumusan masalah yang akan dibahas pada alat ini sebagai berikut :
  1. Alat Pemisah Jalur Kendaraan berdasarkan Ketinggian dibuat dalam bentuk prototipe.
  2. HC-SR 04 adalah sensor ultrasonik sebagai pendeteksi ketinggian kendaraan.
  3. Sensor infra red dan photodioda digunakan untuk mendeteksi objek.
1.4   Tujuan
Tujuan dari pembuatan alat ini adalah merancang dan membuat sistem kerja pemisah jalur kendaraan menggunakan komponen - komponen masukan dan luaran yang dikendalikan dengan mikrokontroler agar dapat bekerja sesuai dengan harapan.

II.METODOLOGI

2.1   Studi Pustaka
2.1.1         Arduino Uno
Arduino merupakan modul atau kit mikrokontroler yang bersifat sumber terbuka baik piranti keras maupun piranti lunaknya. Pengertian awam, Arduino merupakan komputer kecil yang dapat di program untuk memproses masukan dan luaran antara modul itu sendiri dengan komponen eksternal yang dihubungkan dengannya. Arduino memiliki kompilator program tersendiri menggunakan bahasa C++ yang dilengkapi dengan program pustaka yang memudahkan para pengguna untuk merancang suatu program. Perangkat kerasnya terdiri dari pengendali yang memiliki desain sederhana dengan Atmel AVR sebagai pengolah utama dan pintu masukan serta luaran yang langsung terpasang pada papan utamanya.
     Beberapa macam jenis Arduino dijual dipasaran, salah satunya Arduino Uno dengan tipe terbaru yaitu Arduino Uno R3. Modul ini memiliki 14 pin masukan/luaran (yang mana 6 dapat digunakan sebagai PWM output), 6 analog input, keramik resonator 16MHz, koneksi USB, power jack, header ICSP, dan tombol reset, memuat semua yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler. Arduino R3 dapat dihubungkan langsung ke komputer dengan kabel USB atau dengan mencatu dengan catu daya.


Gambar 1 Arduino Uno

2.1.2         HC SR-04


Gambar 2 Modul Sensor HC SR-04.

Sensor HC SR-04 merupakan salah satu sensor yang digunakan untuk mendeteksi jarak. Berbeda dengan sensor jarak yang menggunakan inframerah, pada sensor HC SR-04 menggunakan sebuah gelombang ultrasonik sebagai pendeteksinya. Memanfaatkan pancaran gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40Hz dengan bentuk gelombang cincin yang akan membentuk sudut 15° dari pusat pancaran yang kemudian ditangkap kembali untuk diproses guna mengetahui jarak yang dideteksi.

2.1.3         Infra red
Sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau manfaat dari sistem ini dalam penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan, otomatisasi pada sistem. Pemancar pada sistem ini tediri atas sebuah LED infra merah yang dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar infra merah, sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.

Gambar 5 LED Inframerah.
LED Infra Merah adalah suatu bahan semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dibuat dengan galliumarsenide. Cahaya infra merah pada dasarnya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio, dengan kata lain inframerah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang, yaitu sekitar 700 nm sampai 1 mm.
2.1.4         Photo transistor
Photo Transistor adalah Transistor yang dapat mengubah energi cahaya menjadi listrik dan memiliki penguat (gain) Internal. Penguat Internal yang terintegrasi ini menjadikan sensitivitas atau kepekaan Photo Transistor terhadap cahaya jauh lebih baik dari komponen pendeteksi cahaya lainnya seperti Photo Diode ataupun Photo Resistor. Cahaya yang diterima oleh Photo Transistor akan menimbulkan arus pada daerah basis-nya dan menghasilkan penguatan arus hingga ratusan kali bahkan beberapa ribu kali.  Photo Transistor juga merupakan komponen elektronika yang digolongkan sebagai Transduser.

Gambar 4 Photo transistor.

Phototransistor digunakan sebagai receiver gelombang cahaya yang dipancarkan oleh Infrared. Besarnya tegangan atau arus listrik yang dihasilkan oleh photo transistor tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan oleh infrared.


2.1.5         Motor Servo

Gambar 5  Microservo.

Gambar 6 pulsa mikroservo

Motor servo adalah sebuah motor DC yang dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem closed feedback yang terintegrasi dalam motor tersebut. Pada motor servo posisi putaran sumbu (axis) dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Contoh Motor Servo motor servo,teori motor servo,definisi motor servo,bentuk motor servo,dasar teori motor servo,pengertian motor servo,analisa motor servo.
Motor servo disusun dari sebuah motor DC, gearbox, variabel resistor (VR) atau potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas maksimum putaran sumbu (axis) motor servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang pada pin kontrol motor servo. 

Jenis Motor Servo Motor
Servo Standar 180°
Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan – tengah – kiri adalah 180°. 

Motor Servo Continuous
Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu). 

Pulsa Kontrol Motor Servo Operasional
motor servo dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar ± 20 ms, dimana lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum. Apabila motor servo diberikan pulsa dengan besar 1.5 ms mencapai gerakan 90°, maka bila kita berikan pulsa kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0° dan bila kita berikan pulsa lebih dari 1.5 ms maka posisi mendekati 180°. 
Motor Servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin kontrolnya diberikan sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz. Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0°/ netral). Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar ke berlawanan arah jarum jam (Counter Clock wise, CCW) dengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut. Dan sebaliknya, jika Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar searah jarum jam (Clock Wise, CW) dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya Ton duty cycle, dan bertahan diposisi tersebut. 
Servo yang digunakan untuk alat ini adalah micro servo dengan spesifikasi di bawah ini :
Servo Towerpro SG90
Dimension: 22mm x 11.5mm x 22.5mm
Net Weight: 9 grams
Operating speed: 0.12second/ 60degree ( 4.8V no load)
Stall Torque (4.8V): 17.5oz /in (1kg/cm)
Temperature range: -30 to +60
Dead band width: 7usec
Operating voltage: 3.0V~7.2V
2.1.6         Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).


Gambar 7 buzzer.

2.2   Diagram Blok

Diagram blok sistem dirancang untuk dapat mengetahui prinsip kerja keseluruhan sistem ataupun rangkaian. Tujuan lainnya adalah memudahkan proses perancangan dan pembuatan pada masing-masing bagian, sehingga dapat dibuat sistem sesuai dengan yang diinginkan. Berikut adalah diagram blok alat yang ditunjukkan pada gambar 7


Gambar 8. Diagram blok sistem

·        Phototransistor dan infra red digunakan sebagai masukan untuk mendeteksi ada tidaknya kendaraan yang melewati pintu masuk.
·        HC SR04 digunakan sebagai masukan untuk mengukur tinggi maksimal kendaraan yang melewati pintu atau gerbang masuk.
·        Arduino uno sebagai kendali algoritma untuk mengolah data masukan.
·        Motor servo digunakan sebagai luaran untuk menggerakkan palang.
·        Buzzer digunakan sebagai luaran untuk tanda atau peritan jika kendaraan yang lewat memiliki tinggi yang melebihi batas yang ditentukan.
·        Input tegangan adalah tegangan dari supply yang diberikan agar alat dapat bekerja.

2.3   Prinsip kerja alat
Alat ini berbentuk prototipe untuk memilah kendaraan berdasarkan ketinggian. Kendaraan akan melewati sebuah pintu masuk yang di atasnya dipasang sensor ultrasonik untuk mendeteksi ketinggian maksimal dari kendaraan tersebut. Kemudian terdapat sensor phototransistor dan infra red untuk menentukan kapan sensor ultrasonik bekerja, karena sensor ultrasonik hanya mendeteksi ketinggian ketika ada kendaraan di bawahnya. Ketika tinggi kendaraan melebihi batas yang ditentukan, dalam hal ini ditentukan batasnya adalah 7 cm maka palang di depannya akan membuka ke kiri dan buzzer berbunyi selama 2,5 detik sebagai peringatan kemudian jika kendaraan kurang dari 7 cm meka alang akan membuka kekanan.

2.4   Perancangan Perangkat keras
Membuat rancangan perangkat keras meliputi pembuatan rangkaian elektronik untuk catu daya dan sistem secara keseluruhan. Berikut adalah gambar dari rangkaian yang dibuat : 

2.4.1    Rangkaian catudaya
Dalam perancangan perangkat keras ini menggunakan IC regulator 7805 dan IC 7809 maka dapat dihasilkan tegangan yang dibutuhkan untuk mengaktifkan komponen yaitu sensor, arduino, dan motor

Gambar 8. Rangkaian catudaya

2.4.2    Rangkaian alat pemilah kendaraan
Pada gambar di bawah ini ditunjukkan keseluruhan rangkaian untuk alat pemilah kendaraan berdasarkan ketinggian dilengkapi dengan pengawatan yang menunjukkan terletak di pin mana saja masukan dan luaran alat.


Gambar 9. Rangkaian alat pemilah kendaraan


Berikut adalah tabel rincian dari pin yang digunakan

Pin
Fungsi
A0
Rangkaian phototransistor
10
Buzzer
11
Servo
12
Pantulan (ultrasonik)
13
Pemicu (ultrasonik)
2.5   Perancangan program arduino
Perancangan program arduino digunakan untuk mengatur kinerja keseluruhan dari sistem yang terdiri dari beberapa perangkat keras sehingga sistem ini dapat bekerja dengan baik dan untuk mengolah data masukan agar menghasilkan keluaran yang sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk memberikan gambaran umum jalannya program dan memudahkan pembuatan perangkat lunak, maka dibuat diagram alir yang menunjukan jalannya program. Diagram alir program ditunjukan pada gambar dibawah :

Gambar 8. Diagram alir

2.6   Pengawatan
Pada gambar di bawah ini ditunjukkan pengawatan luar maupun dalam box yang digunakan dalam pembuatan alat

Gambar 9. Pengawatan dalam kotak


Gambar 10. Pengawatan luar kotak

2.7   Pengujian dan analisis
Dalam  bab  ini  membahas pengujian dan analisis alat yang telah dirancang dari peralatan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan dengan pengukuran tiap-tiap blok dengan tujuan mengamati apakah blok-blok tersebut bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian ini dilakukan berdasarkan pada masing-masing rangkaian pendukung secara keseluruhan. Berikut adalah pengujian yang dilakukan :
a.      Pengujian rangkaian phototransistor
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sensor bekerja dengan baik sesuai dengan perencanaan, berikut adalah hasil pengujian pada sensor phototransistor

Infrared
Tegangan Phototransistor
Output logika
ON
0V
0 (LOW)
OFF
5V
1 (HIGH)

b.      Pengujian sensor ultrasonic
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sensor ultrasonik memiliki hasil pengukuran yang tidak jauh berbeda dengan pengukuran secara manual.


Pengukuran acuan (cm)
Pengukuran dengan ultrasonik (cm)
1,8
2
2,8
3
3,0
3
4,0
4
5,6
5
6,2
6
7,4
7
8,0
8
9,2
9
10,4
10

c.      Pengujian motor
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sensor bekerja dengan baik sesuai dengan perencanaan, berikut adalah hasil pengujian pada kerja motor
Hasil deteksi sensor ultrasonik (cm)
Gerak motor
                   1
00
2
00
3
00
4
00
5
00
6
00
7
1800
8
1800
9
1800
10
1800

III.    Penutup

Kesimpulan
    Berdasarkan hasil pengujian pada alat pemisah kendaraan berdasarkan ketinggian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1.  Sensor phototransistor bekerja dengan baik.
2. Data pengukuran sensor ultrasonik hampir sama dengan data yang didapat dari pengukuran manual.
3. Motor bekerja sesuai dengan program arduino yang dibuat yaitu ketika sensor ultrasonik mendeteksi lebih dari 7 cm maka motor berputar 1800.

LAMPIRAN
JURNAL
LAPORAN
PPT
PROGRAM



DAFTAR PUSTAKA

[1] Arduino Home Page. (2016). Arduino Uno. [Online]. Tersedia: http://www.arduino.cc/en/Main/arduinoBoardUno [4 Oktober 2016]
[2] Instructable. (2016). HCSR04. [Online] Tersedia: http://www.instructables.com/id/Simple-Arduino-and-HC-SR04-Example/ [8 Oktober 2016]
[3] Tutorkeren. (2016). Motorservo. [Online]. Tersedia: https://tutorkeren.com/artikel/tutorial-lengkap-mengontrol-motor-servo-dengan-arduino.htm [11 Oktober 2016]
   [4] teknikelektronika.(2016) Phototransistor. [Online].            Tersedia: http://teknikelektronika.com/pengertian-photo-transistor-prinsip-kerja-phototransistor/     [11 Oktober 2016]
[5] Kelas Mikrokontrol. (2016). Bahasa pemograman Arduino [Online] Tersedia: http://www.kelas-mikrokontrol.com/e-learning/mikrokontroler/bahasa-pemrograman-arduino.html [12 Oktober 2016]

Gusti Bagas Adam Saputro. Penulis dilahirkan di Semarang tanggal 21 September 1996. Penulis telah menempuh pendidikan formal SDN Ngaliyan 03 Semarang, SMPN 18 Semarang, dan SMA 06 Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3)
Kemudian diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program
 Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.08. hobi penulis adalah mendengarkan lagu dan bermain sepakbola. Penulis beralamat di Perum Pndana Merdeka No.P-7 Ngaliyan, Semarang. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi via email: gustishadow@gmail.com.



Nama penulis: Hawin Musyafa. Penulis dilahirkan di Pemalang tanggal 7 Maret 1995. Penulis telah menempuh pendidikan formal TK Pertiwi Wana Mulya Pemalang, SDN 03 Wanamulya Pemalang, SMPN 04 Pemalang, dan SMKN 07 Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMK. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3)
Kemudian diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.07. Penulis memiliki hobi bermain pingpong, flying fox, snorkling dan jalan-jalan. Penulis beralamat di Dsn.Kemlaten Desa Wanamulya RT 03 RW 03. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi via email: hawinmusyafa@gmail.com


Nama penulis: Yustisia Aswin Hapsari. Penulis dilahirkan di Semarang tanggal 7 Januari 1995. Penulis telah menempuh pendidikan formal SDN 04 Jomblang Semarang, SMPN 08 Semarang, dan SMKN 07 Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMK. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru.
Kemudian diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.20. Penulis memiliki hobi membaca buku dan menonton film. Penulis beralamat di Jl. Ijen dalam gang V RT 11 RW 10, Semarang. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi via email:
          yustisiaaswin@ymail.com

Nama penulis: Yusuf Dwi Saputra . Penulis dilahirkan di Semarang tanggal 20 Desember 1995. Penulis telah menempuh pendidikan formal SDN 02 Pudak Payung Semarang, SMPN 26 Semarang, dan SMK Hidayah Banyumanik Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMK. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma.
Kemudian diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.2.21. Penulis memiliki hobi bermain voly. Penulis beralamat di Jl. Kepodang Timur 03 Pudak Payung Semarang. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi via email: yusufdwisaputra66@gmail.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berikan Kritik dan Saran Anda. Karena Kritik dan Saran Anda Akan Sangat Membantu Kami dalam Memperbaiki Diri