CARI SESUATU ?

Senin, 06 Februari 2017

Pengontrol Lampu Menggunakan Sensor PIR dan Bluetooth


Pengontrol Lampu Menggunakan Sensor 
PIR dan Bluetooth
Johan Bayu Prakoso1, Nizar Maulana Irfani2, Samuel BETA3
Prodi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275

Abstrak – Pengontrol Lampu Menggunakan Sensor PIR dan Bluetooth adalah sebuah modul pengontrol lampu dan monitoring arus yang keluar menggunakan Smartphone android sebagai pengontrolnya. Dengan menggunakan sensor Bluetooth sebagai perantara antara modul ARM dengan Smartphone yang nantinya dikontrol melalui Smartphone tersebut. Pengguna dapat mengontrol lampu yang ingin dinyalakan dan sekaligus mengetahui arus yang keluar. Dengan menggunakan sensor PIR melalui smartphone android pengguna juga dapat menyalakan dan mematikan lampu dengan cara menggerakan tangan ke sensor PIR. Tanpa menggunakan smartphone pengguna juga dapat mengontrol secara manual. Dengan menggunakan toggle switch pengguna dapat mematikan dan menyalakan lampu secara manual. 
Kata Kunci : ARM, Android, Sensor ACS 712, Bluetooth, Sensor PIR 

Abstract - Lamp Controller Using PIR Sensor and Bluetooth is a lamp controller module and monitoring the flow coming out using Android Smartphone as a controller. By using Bluetooth sensor as an intermediary between the ARM module with Smartphone that will be controlled via the Smartphone. Users can control the lights were lit and at the same time want to know the current coming out. By using the PIR sensor via android smartphone users can also turn on and off by means of a hand moving into the PIR sensor. Without using smartphone users can also control it manually. By using a toggle switch users can turn off and turn on the lights manually.
Keywords: ARM, Android, ACS 712 Sensor, Bluetooth, PIR sensor


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
     Saat ini hampir setiap orang tidak terlepas dari ponsel sebagai sarana telekomunikasi. Awalnya fungsi ponsel hanya sebagai alat komunikasi, namun karena perkembangannya sangat pesat maka pemanfaatan ponsel bukan sekedar untuk komunikasi saja. Pemanfaatan teknologi telekomunikasi dengan media ponsel saat ini salah satunya adalah sebagai alat pengontrol lampu. 
   
   Smartphone merupakan device yang memiliki sistem operasi yang memungkinkan untuk menjalankan berbagai aplikasi. Salah satunya dalam aplikasi kontrol dan monitoring penstabil level air menggunakan Smartphone. Dalam aplikasi ini, Smartphone digunakan sebagai pemantau dan mengontrol level air yang dideteksi oleh sensor elektroda. 


1.2 Perumusan Masalah
Dari identifikasi yang ada, dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana cara membuat perangkat yang dapat mengontrol lampu dengan menggunakan ponsel
    pintar android melalui media bluetooth
2. Bagaimana cara membuat perangkat yang dapat mengontrol lampu secara otomatis yang menyala
    saat mendeteksi orang dan akan padam saat tidak mendeteksi orang?
3. Bagaimana membuat alat pengontrol lampu otomatis yang dilengkapi dengan saklar manual?
4. Bagaimana cara menerapkan sensor arus pada perangkat yang akan dibuat untuk memantau kerja
    lampu?


1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Proyek ARM ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat membuat perangkat yang dapat mengontrol lampu dengan menggunakan ponsel pintar
    android melalui media bluetooth
2. Dapat membuat perangkat yang dapat mengontrol lampu secara otomatis menggunakan sensor PIR
3. Dapatmembuat alat pengontrol lampu otomatis yang dilengkapi dengan saklar manual dengan
    konsep saklar tukar
4. Dapat menerapkan sensor arus ACS 712 pada perangkat yang akan dibuat untuk memantau kerja
    lampu


II. TINJAUAN PUSTAKA

      Untuk mengetahui berbagai komponen dan peralatan yang dibutuhkan, maka disusunlah tinjauan pustaka sebagai acuan dalam merancang dan membuat aplikasi menggunakan mikrokontroler ARM NUC 120.


2.1 Mikrokontroller ARM NUC 120
    DT-ARM NUC120 Board merupakan modul pengembangan mikrokontroler NUC120RD2BN yang berbasis CPU ARM Cortex-M0 dari Nuvoton. Modul ini dapat bekerja dengan kecepatan CPU sampai dengan 48 MHz. Modul ini juga telah dilengkapi dengan bootloader internal, sehingga tidak diperlukan lagi device programmer eksternal. Pemrograman melalui bootloader bisa dilakukan dengan menggunakan koneksi USB.

Gambar 2.1 : DT-ARM NUC120

Spesifikasi :
  • Berbasis mikrokontroler NUC120RD2BN (64 KB APROM, 8 KB SRAM, 4 KB Data Flash, CPU ARM Cortex-M0).
  • Terintegrasi dengan cystal eksternal 12 MHz.
  • Terintegrasi dengan osilator 32.768 kHz sebagai sumber clock RTC.
  • Memiliki 1x port USB.
  • Memiliki 1 port RS-485.
  • Memiliki 3 kanal UART dengan level tegangan TTL 3.3VDC / 5VDC.
  • Tersedia port USB yang berfungsi untuk antarmuka serial sekaligus menuliskan program mikrokontroler, sehingga tidak membutuhkanprogrammer eksternal.
  • Memiliki port Serial Wire Debug untuk proses debuging dan programming.
  • Memiliki 45 jalur GPIO.
  • Terintegrasi dengan sensor suhu internal.
  • Memiliki port input 8 kanal ADC 10-bit.
  • Bekerja pada level tengan 3,3VDC / 5VDC dengan arus maksimum 800mA.
  • Input catu daya untuk board : 6,5VDC - 12VDC / 3,3VDC - 5VDC.
2.2 Bluetooth HC05
   Bluetooth HC-05 Adalah sebuah modul Bluetooth SPP (Serial Port Protocol) yang mudah digunakan untuk komunikasi serial wireless (nirkabel) yang mengkonversi port serial ke Bluetooth. HC-05 menggunakan modulasi bluetooth V2.0 + EDR (Enchanced Data Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang radio berfrekuensi 2,4 GHz.

       Modul ini dapat digunakan sebagai slave maupun master. HC-05 memiliki 2 mode konfigurasi, yaitu AT mode dan Communication mode. AT mode berfungsi untuk melakukan pengaturan konfigurasi dari HC-05. Sedangkan Communication mode berfungsi untuk melakukan komunikasi bluetooth dengan piranti lain.

    Dalam penggunaannya, HC-05 dapat beroperasi tanpa menggunakan driver khusus. Untuk berkomunikasi antar Bluetooth, minimal harus memenuhi dua kondisi berikut :
1. Komunikasi harus antara master dan slave.
2. Password harus benar (saat melakukan pairing).

Gambar 2.2 : Bluetooth HC-05

      Jarak sinyal dari HC-05 adalah 10 meter, dengan kondisi tanpa halangan. Adapun spesifikasi dari HC-05 adalah :

a. Hardware :
  • Sensitivitas -80dBm (Typical)
  • Daya transmit RF sampai dengan +4dBm.
  • Operasi daya rendah 1,8V – 3,6V I/O.
  • Kontrol PIO.
  • Antarmuka UART dengan baudrate yang dapat diprogram.
  • Dengan antena terintegrasi.
b. Software :
  • Default baudrate 9600, Data bit : 8, Stop bit = 1, Parity : No Parity, Mendukung baudrate : 9600, 19200, 38400, 57600, 115200, 230400 dan 460800.
  • Auto koneksi pada saat device dinyalakan (default).
  • Auto reconnect pada menit ke 30 ketika hubungan putus karena range koneksi.

2.3 Sensor Arus ACS 712
     Sensor ACS712 merupakan sensor untuk mendeteksi arus. Penggunaan sensor arus ACS712 ini Kebanyakan memiliki kekurangan yakni nilai arus yang di dapatkan dari sensor tidak linear sehingga terkadang kita membutuhkan tingkat linear yang lebih tinggi. Sebelum membahas lebih lanjut, akan di jelaskan terlebih dahulu tentang sensor arus ACS712. ACS712 ini memiliki tipe variasi sesuai dengan arus maksimal yakni 5A, 20A, 30A. ACS712 ini menggunakan VCC 5V.

Gambar 2.3 : Sensor Arus ACS712 5A

     Pada pembahasan kali ini sensor arus yang di gunakan adalah variasi ACS712 dengan nilai arus maksimal 5A buatan LC Electronics dengan menggunakan Arduino MEGA 2560 sebagai Microcontrollernya. Sensor Arus ACS712 - 5A ini memang memiliki karakteristik dapat dilihat dari cuplikan dari datasheet ACS712 - 5A di bawah ini :

Gambar 2.4 : Karakteristik Sensor Arus ACS712 5A

dengan bentuk grafik perubahan Vout sensor terhadap arus yang di deteksi. Seperti di bawah ini :

Gambar 2.5 : Output Voltage Vs Arus Sensor Arus ACS712 5A

     Sangat Jelas bahwa dari kedua gambar di atas bisa kita analisa bahwa Nilai perubahan arus yang terjadi berdasarkan perubahan tegangan output sensor dengan range 180 - 190 mV/A dengan nilai ideal 185mV/A pada gambar 1. Analisa gambar 2 memiliki karakteristik nilai tegangan output sensor tanpa beban terdeteksi pada tegangan 2.5V dan perubahan tegangan setiap 185mV mengartikan 1A. disini yang akan kita gunakan adalah nilai idealnya.


2.4 Sensor PIR
      Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.

Gambar 2.6 : sensor PIR

     Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.

Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :
- Lensa Fresnel
- Penyaring Infra Merah
- Sensor Pyroelektrik
- Penguat Amplifier
- Komparator


Gambar 2.7 : Susunan modul sensor PIR


2.5 Toggle Switch
     Saklar toggle merupakan bentuk saklar yang paling sederhana, dioperasikan oleh sebuah tuas toggle yang dapat ditekan ke atas dan ke bawah. Menurut konvensinya, posisi tuas ke bawah mengindikasikan kondisi Off atau kontak saklar terputus, dan posisi tuas ke atas mengindikasikan kondisi On atau kontak saklar terhubung.

     Saklar-saklar toggle yang lebih besar memiliki dua buah tag terminal, yang mengindikasikan bahwa saklar-saklar ini memiliki kontak jenis single pole single throw atau satu kutub satu arah, yang biasanya disingkat dengan istilah saklar SPST.

     Saklar-saklar toggle yang berukuran lebih kecil memiliki tiga buah tag terminal, yaitu kontak jenis single pole double throw atau satu kutub dua arah, biasanya disingkat dengan istilah saklar SPDT. Tag terminal yang berada ditengah adalah jalur arus bersama dan dapat membentuk kontak dengan salah satu dari kedua tag lainnya. Kontak-kontak semacam ini disebut sebagai kontak-kontak ganti change over contact.

     Simbol untuk saklar SPST dan SPDT seperti terlihat dibawah ini : 


Gambar 2.8 : Simbol Sakla


2.6 Relay
      Relay adalah sakelar listrik / elektrik yang membuka atau menutup sirkuit rangkaian lain dalam kondisi tertentu. Jadi alat kontak ini pada dasarnya adalah sakelar yang membuka dan menutupnya (open danclose-nya) dengan tenaga listrik melalui coil yang terdapat di dalamnya. Pada awalnya sebuah relay memiliki koil / lilitan tembaga / cooper yang melilit pada sebatang logam, pada saat koil di beri masukan arus / tegangan listrik / elektrik maka koil akan membuat medan elektromagnetik yang mempengaruhi batang logam di dalam lingkaran-nya tersebut untuk menjadikannya sebuah magnet.

     Kekuatan magnet yang terjadi pada batang logam tersebut menarik lempeng logam lain yang terhubung melalui armature /tuas ke sebuah sakelar. Biasanya relay memicu sakelar terbuka dan tertutup, dan hal ini tergantung type dan kebutuhan.


Gambar 2.9 : Relay

TUJUAN PEMAKAIAN RELAY
      Tapi dengan kemajuan jaman relay tidak lagi identik dengan perangkat mekanis seperti di atas. Lalu apakah tujuan penggunaannya dalam rangkaian listrik atau sirkuit elektronika ? Ada beberapa tujuan penggunaan relay dalam rangkaian listrik maupun elektronika, yaitu:
1. Untuk pengendalian sebuah rangkaian
2. Sebagai pengontrol sistem tegangan tinggi tapi dengan tegangan rendah.
3. Sebagai pengontrol sistem arus tinggi dengan memakai arus yang rendah.
4. Fungsi logika.

JENIS – JENIS RELAY
     Untuk memenuhi kebutuhan di dalam merangkai atau membuat sirkuit listrik dan elektronika, beberapa produsen membuat / memproduksi berbagai macam / jenis relay, namun secara sistem di bagi atas:

1. ELECTROMAGNETIC RELAYS (EMRS) = RELAY ELEKTOMAGNETIK
     Electromagnetic Relays (EMRs) terdiri dari kumparan / koil untuk menerima sinyal tegangan tertentu, dengan satu set atau beberapa kontak yang terhubung pada armature / tuas yang diaktifkan / digerakkan oleh kumparan energi untuk membuka atau menutup sirkuit listrik sebagai hasil dari proses relay tersebut.

2. SOLID-STATE RELAYS (SSRS)

Gambar 2.10 : Solid State Relay

   Solid-state Relays (SSRs) menggunakan output semikonduktor bukan lagi kontak secara mekanikuntuk membuka dan menutup sirkuit. Perangkat output optik digabungkan ke sumber cahaya LEDdi dalamnya. Relay dihidupkan dengan energi LED ini, biasanya dengan tegangan DC power yang rendah.


2.7 Lampu Pijar
      Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi. 

     Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan diode cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi. 

    Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah pemanas kandang ayam, dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan di bidang industri.

Gambar 2.11 : Lampu pijar

Lampu pijar mempunyai keunggulan seperti :
  • Mempunyai nilai ”color rendering index” 100% yang cahayanya tidak merubah warna asli obyek; 
  • Mempunyai bentuk fisik lampu yang sederhana, macam-macam bentuknya yang menarik, praktis pemasangannya;
  • Harganya relatif lebih murah serta mudah didapat di toko-toko;
  • Instalasi murah, tidak perlu perlengkapan tambahan;
  • Lampu dapat langsung menyala;
  • Terang-redupnya dapat diatur denga dimmer
  • Cahayanya dapat difokuskan, sedangkan kelemahan lampu pijar antara lain:
  • Mempunyai efisiensi rendah, karena energi yang dihasilkan untuk cahaya hanya 10% dan sisanya memancar sebagai panas (400 oC)
  • Mempunyai efikasi rendah yaitu sekitar 12 lumen/watt
  • Umur lampu pijar relatif pendek dibandingkan lampu jenis lainnya (sekitar 1000 jam)
  • Sensitif terhadap tegangan;

III.. PERANCANGAN ALAT 

3.1 Perangkat Keras dan Rangkaian Elektronika

    Adapun komponen yang digunakan dalam pembuatan alat pemantau dan pengaman pompa air berdasarkan arus listrik yang mengalir ini diantaranya:

1. Arduino Uno
2. LCD 16x2
3. Bluetooth HC – 05
4. Buzzer
5. Sensor Elektroda
6. Driver Pompa (SSR)
7. Pompa
8. Rangkaian Input Push button
9. Led bargaph
10. Rangkaian Power supply
11. Rangakaian Transistor Penguat BD 139

3.2     Blok Diagram Hubungan Komponen Utama
Gambar 3.1 Diagram Blok Pengontol Lampu Menggunakan Sensor PIR dan Bluetooth

Berikut keterangan singkat dari gambar blok diagram di Atas:
1. ARM NUC 120 digunakan sebagai pemproses utama yang digunakan untuk memproses masukan       berupa sensor PIR, sensor arus ACS 712, berkomunikasi dengan modul bluetooth, dan                         mengendalikan keluaran berupa driver lampu.
2. Bluetooth HC-05 digunakan sebagai media perantara yang menghubungkan peralatan dengan APK     pada smartphone sehingga dapat mengirimkan dan menerima data melalui jaringan nirkabel                 Mikrokontroler ARM NUC 120 dan digunakan untuk memantau dan mengontrol lampu.
3. Sensor PIR digunakan sebagai masukan untuk mengontrol lampu saat mode otomatis yaitu 
    menyalakan saat mendeteksi gerakan manusia.
4. Sensor arus ACS digunakan sebagai indikator kerja lampu.
5. Driver relai digunakan sebagai saklar yang dikendalikan dari mikrokontroller untuk menyalakan 
    atau mematikan lampu dari ponsel.
6. Saklar toggle digunakan untuk menyalakan atau mematikan lampu secara manual.
7. Lampu berfungsi sebagai beban lampu yang dikendalikan.
8. Ponsel digunakan untuk mengontrol mode, lampu dan memantau kondisi lampu dengan media 
    komunikasi bleutooth.


3.3 Diagram Alir


Gambar 3.2 : Diagram Alir


3.4 Cara Kerja Alat
    Terdapat tiga cara pengontrolan lampu pada perangkat yang telah dibuat. Cara pertama dengan menggunakan saklar manual. Cara kedua dengan menggunakan ponsel dengan media bluetooth. Cara ketiga lampu dikontrol secara otomatis menggunakan sensor PIR. Untuk mengoperasikan cara kedua ponsel terlebih dahulu menginstall aplikasi pengontrol lampu dan mengkoneksikan bluetooth pada ponsel dengan bluetooth pada perangkat. Pada tampilan aplikasi ponsel terdapat tombol On dan Off untuk mengontrol kedua lampu. Pada tampilan aplikasi juga terdapat tombol untuk memilih mode operasi yaitu mode manual dengan saklar toggle dan tombol pada aplikasi, serta mode otomatis menggunakan sensor PIR. Pada tampilan aplikasi juga ditampilkan pemantauan berupa kondisi lampu, Pembacaan tegangan sensor arus ACS 712, dan mode yang sedang diperasikan. Sensor arus ACS 712 digunakan sebagai indikator kerja lampu. Driver relay dan saklar toggle dirangkai dengan konsep saklar tukar.


3.5 Pengujian Alat

Tampilan APK Android
1. Tampilan Awal

2. Tampilan saat lampu 1 menyala


3. Tampilan saat Lampu 2 Menyala


4. Tampilan saat kedua lampu menyala melalui gerakan sensor PIR

5. Kedua Lampu Padam Tidak Ada Gerakan Sensor PIR

6. Tampilan Awal Lampu



7. Lampu 1 Menyala



8. Lampu 2 Menyala


9. Kedua Lampu Menyala



IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan, pengambilan data, dan penganalisaan terhadap data yang telah didapat pada penelitian ini, maka didapatkan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Pembuatan perangkat engontrol lampu otomatis dapat dilakukan menggunakan mikrokontroller 
    ARM NUC 120
2. Pemantauan kondisi lampu menggunakan sensor arus ACS 712 sehingga dapat mendeteksi 
    kerusakan pada lampu saat dioperasikan.
3. Pengontrolan lampu menggunakan 2 mode yaitu otomatis yang menggunakan sensor gerak PIR, 
    dan mode manual yang mengunakan driver relat dan saklar toggle, tetapi kedua mode tidak dapat 
    dioperasikan bersamaan
4. Komunikasi antara perangkat dengan ponsel menggunakan bluetooth, ponsel mengirim data ke 
    perangkat untuk kontrol lampu dan perangkat mengirim data ponsel untuk hasil pemantauan lampu


REFERENSI

1. Electronic Innovative (2013). DT-ARM NUC120 Board. [Online]. Tersedia : http://www.innovativeelectronics.com/index.php?pg=ie_pdet&idp=40 [13 Desember 2016]

2.  Hermawan Rudy. (2014). Mengatasi Sensor Arus ACS712 Tidak Linear. [Online]. Tersedia : http://jawaplugin.blogspot.co.id/2014/08/mengatasi-sensor-arus-acs712-tidak.html [13 Desember 2016]

3. Bozu Teru. (2011). Sensor PIR (Passive Infra Red). [Online]. Tersedia : http://sainsdanteknologiku.blogspot.co.id/2011/07/sensor-pir-passive-infra-red.html [13 Desember 2016]

4. Elektronika Bersama. (2011). Saklar Toggle, SPST, dan SPDT. [Online]. Tersedia : http://www.elektronikabersama.web.id/2011/06/saklar-toggle-spst-dan-spdt.html [13 Desember 2016]

5. Royen Abi. (2014). Pengertian, Tujuan Pemakaian, dan Jenis Relay. [Online]. Tersedia :

6. Komponen Elektronika. (2014). Pengertian Transistor. [Online]. Tersedia : http://komponenelektronika.biz/pengertian-transistor.html [13 Desember 2016]

7. Anshari Riza. (2014). Lampu Pijar. [Online]. Tersedia : http://riza- electrical.blogspot.co.id/2012/07/lampu-pijar.html [13 Desember 2016]


Biodata Penulis :


      Nama penulis Johan Bayu Prakoso. Penulis dilahirkan di kota Pati tanggal 3 April 1996. Penulis telah menempuh pendidikan formal di, SD N Karanglegi 07, SMP N 01 Wedarijaksa, dan SMK Tunas Harapan Pati. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMK. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.14.3.11. Apabila ada kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui email: bayujohan90@gmail.com.


     Nama penulis Nizar Maulana Irfani. Penulis dilahirkan di kota Pekalongan tanggal 25 Agustus 1996. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD N Pedurungan Kidul 01 Semarang, SMP N 33 Semarang, dan SMA N 05 Semarang. Tahun 2014 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2014 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.14.3.16. Apabila ada kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi penulis melalui email: maulanaramzi@gmail.com 

Link Download :
1. Diagram blok
    Link
2. Diagram alir 
    Link
3. Gambar rangkaian
    Link
4. Laporan 
    Link
5. Paper :
    Link
6. Pengawatan
    Link
7. Power point 
    Link
8. Program & Notepad ++
    Link
9. Aplikasi Ponsel
    Link
10. Tutorial NUC 120
    Link
11. Tutorial pembuatan aplikasi 
      Link

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berikan Kritik dan Saran Anda. Karena Kritik dan Saran Anda Akan Sangat Membantu Kami dalam Memperbaiki Diri